Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha dalam acara rilis survei Poltracking Indonesia, yang digelar virtual, Jumat (28/4).

“Angka ini penting, yang masih mungkin mengubah pilihannya ada 66,7 persen (responden pemilih),†ujar Hanta dalam pemaparannya.
Ia menjelaskan, jumlah itu lebih tinggi dari yang sudah menetapkan pilihan dengan mantap, sehingga pada hari h pencoblosan di 14 Februari 2024 nanti, dipastikan tidak akan mengubah pilihannya.
“Yang sudah strong tidak akan mengubah pilihan ada 17 persen (responden pemilih),†urainya.
Namun menurutnya, besarnya jumlah pemilih yang masih akan mengubah pilihannya, membuka peluang bagi pasangan capres dan cawapres yang akan bertanding untuk berebut suara.
“Jadi politik kita akan dinamis ya. Elektabilitasnya nanti bisa tiba-tiba berubah, (misal) Ganjar melesat, Prabowo tiba-tiba naik, dan Anies tiba-tiba naik juga,†demikian Hanta menegaskan.
Dalam surveinya kali ini, Poltracking Indonesia mewawancarai secara tatap muka 1.220 responden dari seluruh wilayah Indonesia. Mereka disurvei dengan metode multistage random sampling.
Margin of error survei ini tercatat sebesar kurang lebih 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
BERITA TERKAIT: