Namun yang perlu menjadi catatan pemerintah, jangan sampai kebijakan tersebut membebani masyarakat.
“Penting dicari formula yang tepat agar kehidupan sosial-ekonomi masyarakat tidak terlalu terdampak,†kata Direktur Eksekutif Moya Institute, Heri Sucipto dalam webinar Moya Institute membahas persoalan subsidi BBM, Rabu (31/8).
Dalam diskusi yang sama, pengamat sosial UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Azyumardi Azra menyarankan penyesuaian harga BBM subsidi dilakukan secara bertahap.
“Saya usulkan kenaikannya jangan sekaligus agar tidak terasa. Kalau naiknya langsung, nanti banyak masyarakat yang terkejut,†ujar Azyumardi.
Sementara itu, pengamat ekonomi senior UGM, Sri Adiningsih memandang bahwa APBN perlu dijaga agar tidak mengalami defisit. Pasalnya, APBN berfungsi bukan hanya untuk subsidi BBM, tetapi memitigasi dampak pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional.
Oleh karenanya, mantan Ketua Wantimpres ini berujar, keinginan pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM didasarkan banyak pertimbangan.
"Bukan sekadar menjaga stabilitas APBN, melainkan juga memacu kesejahteraan masyarakat dan kesiapan dukungan anggaran bagi penyelesaian masalah lainnya," tandasnya.
BERITA TERKAIT: