Jurubicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding menilai video itu merupakan bentuk eksploitasi para pelajar untuk kepentingan Pilpres 2019.
"Sangat disayangkan Pramuka digunakan seperti ini," katanya di Rumah Cemara, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/10).
Narasi 2019 ganti presiden, sambung Karding, berkaitan erat dengan kubu Prabowo-Sandi. Meski awalnya narasi ini disebut sebagai ekspresi dari masyarakat yang ingin pemimpin baru. Namun belakangan, para inisiator Gerakan
#2019GantiPresiden mulai merapatkan barisan dengan pasangan nomor urut 02..
“Awalnya tidak diakui oleh tim Pak Prabowo, tapi pada ujungnya seluruh tim kampanye ganti presiden ini masuk semua ke tim Prabowo-Sandiaga," tegasnya.
Dia menyayangkan narasi itu dimunculkan. Sebab ada makna pergantian sistem dalam kalimat tersebut.
"Saya menduga keras ditunggangi oleh teman-teman HTI yang marah dan tidak punya ruang di publik akhirnya lewat sini, lewat ganti presiden. Karena dibubarkan pemerintah, makanya menggunakan isu itu," pungkasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: