Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengaku tidak setuju dengan pandangan yang mengatakan bahwa Jokowi menyerang Trump dengan istilah "the evil winter".
Pasalnya, menurut dia, Indonesia masih sangat membutuhkan Amerika Serikat yang masih merupakan salah satu negara adidaya.
"Mungkin bukan menyerang tapi mengingatkan. Harus dilihat pidatonya secara utuh," kata Ujang saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (15/10).
Dia tidak menampik kalau pidato Jokowi itu bisa saja berhubungan erat dengan adanya perang dagang antara AS dengan Tiongkok. Namun lagi-lagi ditekankannya pernyataan itu bukanlah untuk menyerang Trump.
Sebab, demi kebaikan Indonesia, Jokowi harus bisa main "dua kaki".
"Jokowi bisa saja main di dua poros. Poros Washington dan Beijing. Jadi dua negara penting bagi Jokowi. Walaupun menyerang Trump, bukan berarti cenderung ke Tiongkok," pungkas Ujang.
Presiden Jokowi menganalogikan kondisi ekonomi dunia saat ini seperti serial film Game of Thrones. Perang dagang yang terjadi seperti perseteruan antar Great Houses yang ingin ambil alih The Iron Throne.
Padahal di tengah perebutan kekuasaan itu ada ancaman bersama yang datang dari utara yakni Evil Winter. Jokowi pun yakin perseteruan yang terjadi sama-sama berdampak negatif bagi yang kalah maupun yang menang.
[rus]
BERITA TERKAIT: