"Saya merasa prihatin terhadap apa yang disampaikan Saudara Andi Arief sebagai wasekjen Partai Demokrat yang menyatakan Prabowo sebagai jenderal kardus," ujar Wakil Ketua DPP FKPD PD, Subur Sembiring saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, sesaat lalu (Jumat, 10/8).
Bukan hanya itu, Subur juga mengkritik pernyataan Andi Arief yang secara terbuka menuding PAN dan PKS menerima mahar politik masing-masing Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno. Apalagi itu disampaikan tanpa dasar bukti yang kuat.
"Sementara kita melihat hubungan Pak SBY dan Pak Prabowo kita ketahui baik-baik saja. Ini yang menyebabkan PAN dalam Rakernas yang awalnya AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) masuk dihilangkan karena merasa apa yang disampaikan Andi Arief tidak benar, juga berimbas kepada PKS," terangnya.
Subur pun menyampaikan pagi ini, Majelis Tinggi PD akan rapat untuk memutuskan arah koalisi. Namun ia melihat ada kecenderungan Andi Arief dengan cuitan nyinyir Andi Arief itu menggiring koalisi ke Jokowi.
"Kami melihat seperti itu," imbuh Subur.
Subur menegaskan, etika Partai Demokrat seperti tertuang dalam AD/ART yaitu bersih, cerdas, dan santun. Karena itu ia menyarankan kepada SBY ke depan, para pengurus yang ingin menyampaikan pernyataan terbuka di depan publik, tetap harus melaksanakan etika partai.
"Itu sebagai tolak ukurnya, siapapun pengurus melanggar etika Partai Demokrat layak diberikan sanksi dan teguran baik secara tertulis maupun lisan," pintanya.
"Harapan saya, hubungan Pak SBY dan Pak Prabowo yang terjalin baik selama ini tidak terganggu ucapan seorang Andi Arief," imbuh Subur yang juga ketua dewan pembina Rajawali Center.
Subur juga mengingatkan pernyataan SBY dalam konferensi pers beberapa hari lalu. "Siapapun cawapres presiden kita adalah Pak Prabowo. Tolong Saudara Andi Arief mengerti, dan paham betul yang disampaikan ketum DPP itu, jangan membenturkan Pak Prabowo dan Pak SBY," tegas Subur. [wid]
BERITA TERKAIT: