Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian Syamsul Maarif menjelaskan tidak mungkin ada telur yang dipaluskan. Jikapun ada harga dari telur tersebut lebih mahal dari telur asli.
"Secara akal sehat, telur palsu akan jauh lebih mahal dari aslinya," kata Syamsul di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/3).
Syamsul menduga isu yang telur palsu yang muncul di media sosial dikarenakan adanya telur yang telah lama disimpan atau dipengaruhi oleh ayam yang sakit.
Ia menjelaskan ada juga bentuk kuning telur yang lembek atau putih telur cair. Hal ini bukan berarti palsu melainkan telur terlalu lama disimpan karena biasanya kalau lebih dari empat minggu telur disimpan akan busuk.
"Saya tegaskan telur palsu itu nggak ada," tekannya.
Beberapa waktu yang lalu masyarakat sempat dihebohkan dengan beredarnya telur palsu. Kepala Satgas (Kasatgas) Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan dengan isu yang meresahkan ini, tentunya mempengaruhi tingkat konsumsi telur di masyarakat, dijelaskannya, pertahun masyarakat mengkonsumsi 10.44 kilogram.
"Kalau dibagi 12 enggak sampai sekilo. Kalo dihantam dengan isu telur palsu, masyarakat jadi ragu, akan menurunkan konsumsi perkapita," ujar Setyo.
Setyo mengancam bagi siapa saja yang sengaja mengunggah atau yang memainkam isu telur palsu ini terancam dengan pasal 28 UU ITE dengan ancaman kurungan enam tahun penjara.
"Jangan biasa mengunggah kalau kita enggak. Kita sebarkan saja bisa kena," demikian Setyo.
[nes]
BERITA TERKAIT: