Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Publik Harus Belajar Dari Kiai Ma'ruf Amin Bagaimana Menghormati Hukum

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 01 Februari 2017, 22:55 WIB
rmol news logo Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin hadir di persidangan kasus penistaan agama dengan Terdakwa Basuki T. Purnama kemarin sebagai saksi ahli adalah wujud komitmen beliau yang sangat tinggi terhadap penegakan hukum.

Apalagi sejak awal, Kiai Ma'ruf mengajarkan anti kekerasan, penghargaan terhada hukum, dan mencegah politisasi kasus hukum untuk kepentingan politis.

"Kehadiran Kiai Ma'ruf di persidangan adalah pilihan sadar beliau dalaam rangka hukum. Penghormatan pada sistem hukum adalah jalan yang ditempuh Kiai Makruf Amin untuk mencegah terjadinya anarki dan pengadilan jalanan, yang tentu akibatnya akan jauh lebih buruk," jelas Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Dr. Asrorun Ni'am Sholeh, lewat keterangan pers (Rabu, 1/2).

Ni'am yang turut mendampingi kemarin bersama sejumlah tokoh MUI lainnya galau diliputi amarah akibat ulah pengacara Ahok yang mereka nilai memperlakukan Kiai Ma'ruf Amin secara kurang etis, ditambah hakim dan jaksa yang agak pasif.

Tapi Kiai Ma'ruf yang juga Rais Am PBNU itu sangat santai, tenang, dan bergairah dalam memberikan keterangan. "Beliau tegar sampai selesai dan sangat santai," ucapnya.

Seusai acara persidangan, mereka kembali ke Kantor MUI untuk sekadar melakukan evaluasi.

"Selepas maghrib, kami makan malam dengan diskusi kecil di dekat kantor. Tidak ada raut lelah di wajah beliau," ucapnya.

Sehabis makan malam, mereka bergerak ke kantor PBNU untuk menghadiri acara Harlah NU ke-91.

"Tamu-tamu penting sudah menunggu, antara lain Panglima TNI dan Kapolri. Belum berhenti di situ. Usai acara, Kiai masih menyempatkan briefing kami di ruangan Rais Am, hingga hampir pukul 00.00. Subhanallah," tandas Ni'am yang juga Katib Syuriyah PBNU ini.

Penjelasannya ini untuk menjawab pertanyaan masyarakat menyayangkan kehadiran KH. Ma'ruf Amin di persidangan.

"Saya pun awalnya juga berpandangan serupa. Bahkan, saat saya diberitahu dan diminta mendampingi Kiai untuk menjadi saksi di tanggal 31, saya sempat galau tingkat dewa. Komunikasi dengan kolega, baik via komunikasi personal maupun WAG juga menanyakan hal itu. Bahkan tidak jarang menyalahkan kami-kami, santri beliau," ungkapnya.

Menurutnya, publik harus menghormati dan belajar dari Kiai Ma'ruf Amin.

"Beliau Rais Am PBNU dan Ketua Umum MUI yang telah memberi contoh bagaimana cara menghormati hukum, bertanggung jawab," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA