REVISI UU KPK

Omongan Riska Mariska Retorika Politik Murahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Kamis, 18 Februari 2016, 11:54 WIB
Omongan Riska Mariska Retorika Politik Murahan
riska mariska/net
rmol news logo Pernyataan Riska Mariska terkait revisi Undang-Undang Nomor 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai hanya retorika politik murahan.

Sebelumnya anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP itu menyebut dan memberi jaminan bahwa revisi UU KPK bebas dari kepentingan politik.

Penilaian tersebut disampaikan pengamat politik senior DR Muhammad AS Hikam di akun facebooknya.

Dalam hemat Hikam, omongan Riska harus dianggap sebagai sebuah retorika politik murahan, untuk tidak menyebutnya sebagai sebuah pembohongan publik tanpa risih.

"Saya khawatir jangan-jangan politisi ini malah tidak tahu sebenarnya dia sedang bicara apa. Kalau menggunakan nalar waras yang paling sederhana saja, apapun yang keluar dari lembaga politik tentunya tidak akan lepas dari kepentingan politik. Apalagi kalau terkait legislasi yang, dimana pun di dunia ini, semuanya merupakan sebuah produk politik dari sebuah lembaga politik (DPR)," kata Hikam.

"Omongan RM (Riska Mariska) ibarat mengatakan, terjadinya musim kemarau sama sekali tidak ada kaitannya dengan matahari," sambung Hikam.

Ada banyak jawaban mengapa politisi Senayan seperti Riska terkesan menganggap nalar tidak penting dalam politik? Tapi dalam hemat Hikam lagi, jawabannya terletak pada ketidakmampuan politisi tersebut memahami apa fungsi dan tugas sebagai seorang wakil rakyat dan pengemban amanat rakyat yang memilihnya.

"Bisa saja dia mengira tugas seorang politisi khususnya anggota parlemen adalah asal "njeplak" dan syukur-syukur dimuat media sehingga dikenal publik dan mendapat pujian bossnya. Karena itu menurutnya, tidak diperlukan kemampuan pemahaman yang paling elementer sekalipun mengenai kerja politik. Itu sebabnya, ia bisa menyatakan sebuah produk legislasi bebas dari kepentingan politik," papar Hikam.

Lewat pernyataannya itu, tambah Hikam, Riska bukan saja merugikan PDIP tetapi juga menjadi "ikon" karikatur konyol tentang kualitas anggota parlemen di era reformasi.

"Harapan reformasi akan menghasilkan politisi dan atau negarawan berkualitas tinggi dan paham aspirasi rakyat, tentu saja menjadi kian meredup. Alih-alih mau, mampu mengakomodasi dan menyalurkan aspirasi rakyat, politisi macam RM justru membaliknya: kepentingan parpol jangka pendeklah yang diutamakan," demikian Hikam.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA