"Luasan areal konflik agraria sepanjang tahun 2012 mencapai lebih dari 963.411,2 hektar, serta melibatkan 141.915 kepala keluarga (KK)," kata Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Idham Arsyad, menjelaskan catatan akhir tahun 2012 tentang situasi agraria, Jumat (28/12).
Catatan kriminalisasi dan kekerasan yang dialami petani dalam konflik sepanjang tahun 2012 itu adalah, 156 orang petani telah ditahan, 55 orang mengalami luka-luka dan penganiayaan, 25 petani tertembak, dan tercatat 3 orang tewas.
Dari 198 kasus yang terjadi di tahun 2012, lanjut Idham, 90 kasus diantaranya terjadi di sektor perkebunan (45 %), 60 kasus di sektor pembangunan infrastruktur (30 %), 21 kasus di sektor pertambangan (11 %), 20 kasus di sektor kehutanan (4%), 5 kasus di sektor pertanian tambak/pesisir (3%), dan 2 kasus di sektor kelautan dan wilayah pesisir pantai (1 %).
"Dilihat dari sebaran wilayah konflik yang terjadi di 29 provinsi, jumlah konflik agraria terbanyak masih terdapat di Provinsi Jawa Timur dengan 24 kasus dan Sumatera Utara dengan 21 kasus. Sementara DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan masing-masing sebanyak 13 kasus. Di Riau dan Jambi masing-masing 11 kasus, dan sisanya tersebar di provinsi lain di Indonesia," demikian Idham.
[dem]
BERITA TERKAIT: