Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menlu: Pembebasan 11 WNI Di Filipina Sangat Sulit

Senin, 15 Agustus 2016, 08:36 WIB
Menlu: Pembebasan 11 WNI Di Filipina Sangat Sulit
Foto/Net
rmol news logo Pemerintah tidak akan mem­bayar uang tebusan untuk tujuh ABK TB Charles yang disandera kelompok separtis Abu Sayyaf di Filipina.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, sejauh ini pemerintah sudah bekerja keras untuk membebaskan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Namun, sulitnya situasi di lapangan ditambah ada dinamika membuat upaya pembebasan sekarang lebih sulit dibanding pembebasan sebelumnya.

"Kondisi sekarang lebih sulit akibat banyaknya perubahan di lapangan. Terutama dinamika situasi di Filipina Selatan, tem­pat para WNI ditawan," kata Retno seusai acara Fun Walk bersama keluarga besar Kemlu RI di Senayan, kemarin.

Namun demikian, Retno menegaskan, pemerintah akan tetap bekerja dengan base yang dimiliki saat ini. Termasuk terus berkomu­nikasi dengan otoritas Filipina da­lam pembebasan sandera, seperti dengan Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Rivas Yasay Jr.

"Kami ingin masyarakat me­mahami banyaknya peruba­han kondisi sekarang. Apalagi kelompok Abu Sayyaf memberi perlawanan untuk mempertahankan kelompok mereka dan para sandera," katanya.

Retno juga mengaku sudah meminta ke Menlu Filipina untuk menjamin keselamatan para WNI yang disandera kelompok sem­palan Abu Sayyaf sejak Juni lalu. "Sudah saya sampaikan. Menlu Filipina pun siap menjamin keselamatan WNI," katanya.

Oleh karena itu, Retno tak menampik bahwa upaya penye­lamatan butuh waktu lebih lama ketimbang kasus penyanderaan WNI yang terjadi pada Maret 2016, yang butuh hitungan bu­lan untuk negosiasi hingga para tawanan bisa bebas.

"Saya terus memantau dan mendapatkan informasi situasi di lapangan. Kami terus berupaya agar dapat segera membebaskan dengan prioritas tentunya kesela­matan," kata dia.

Sebelumnya, Kapal TB Charles yang berisi 13 WNI dibajak para perompak kelompok militan Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan. Insiden itu terjadi pada Senin (20/6).

Tujuh ABK kemudian dijadi­kan sandera. Enam lainnya dibe­baskan. Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 60 miliar.

Setelah penyanderaan tersebut, tiga WNI kembali disandera ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia.

Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia. Terbaru, yakni pada awal Agustus, kelompok Abu Sayyaf kembali menyandera seorang WNI lagi.

Dengan demikian, total WNI yang disandera berjumlah 11 orang. Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah langkah, antara lain memper­siapkan pasukan TNI untuk ikut membebaskan 11 WNI yang disandera. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA