"Sejak bertugas di militer selama 30 tahun lebih, saya tidak pernah minta-minta naik pangkat dan jabatan," kata Ryamizard Riyacudu di Gedung Jenderal TNI M Yusuf, Kementrian Pertahanan (Kemhan), Jakarta (Rabu, 29/10).
Bicara blak-blakan dan terbuka, Ryamizard, salah satu figur penerima
Lifetime Achievement Award 2014 dari Kantor Berita Politik
RMOL itu menjawab santai semua pertanyaan wartawan, termasuk pengangkatan dirinya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Panglima TNI dan Menteri Pertahanan RI. Dia mengisahkan, ketika dirinya berpangkat letnan satu infanteri ditugaskan di pedalaman Kalimantan.
"Setelah bertugas beberapa tahun, saya diberi tahu komandan melalui telepon, naik pangkat menjadi kapten," terangnya. Karena, berada di pedalaman, pangkatnya pun akhirnya dipasang sendiri berupa tiga balok. "Yah, saya pasang saja sendiri tiga balok,
plek," katanya.
Begitu juga ketika dirinya dikabarkan naik pangkat dari kapten menjadi mayor infanteri. "Waktu itu saya sedang bertugas di Timor-timur, ditelepon naik pangkat sebagai mayor infanteri," kata Ryamizard yang kemudian memasang sendiri pangkat satu melati. Adapun kenaikan pangkatnya dari mayor menjadi letkol diperoleh karena sekolah di Seskoad.
"Tapi waktu naik pangkat dari letkol menjadi kolonel, saya pun hanya dikabarkan dari Jakarta, karena waktu itu saya sedang bertugas di Timor-Timur," bebernya lagi.
Hal yang sama ketika dia memperoleh jabatan menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). "Saya tidak tahu, tiba-tiba diperintahkan menjadi Pangkostrad," terangnya.
Lain lagi ceritanya, ketika naik jabatan dari Pangkostrad menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dengan empat bintang penuh. Waktu itu, kata Ryamizard, dia baru saja melayat ke salah satu anggotanya. "Ketika pulang dalam kendaraan, karena datang dengan isteri, di
stel radio untuk mendengarkan musik. Tapi tiba-tiba ada sela pemberitaan yang mengabarkan Pangkostrad akan menjadi KSAD. Itupun isteri saya yang bilang pada saya," kisahnya.
Sementara itu, soal pengangkatan menjadi Panglima TNI pun, baru diketahui karena dikabarkan Ketua DPR Agung Laksono, saat itu.
"Perkara saya tidak jadi (Panglima TNI), saya pun tidak apa-apa, tidak pernah marah-marah," tandasnya. Namun, dia menegaskan, jika menerima tugas dari atasan, pantang menolak melaksanakan.
Ditanya rumor dirinya tidak bersedia menjadi Mendagri, Ryamizard menegaskan, jika menerima tugas, dia berharap mampu melaksanakan dengan baik yang ditunjang keahlian dimilikinya. "Kalau saya ditempatkan sebagai Mendagri atau Menkoinfo, saya tak miliki keahlian disitu," terangnya.
Berbeda dengan kementrian pertahanan yang memiliki persinggungan dengan dunia militer yang digelutinya puluhan tahun. "Kalau sebagai Menhan, saya tinggal belajar sedikit untuk bisa melaksanakan tugas yang dibebankan," pungkasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: