"Saya
memang belum mendapat laporan detail rencana dari nota kesepahaman
antara Adiperkasa dan Proton," kata dia menyikapi penandatanganan nota
kesepahaman (MoU) antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari
(Adiperkasa) kepada wartawan, Senin (9/2).
Soal Proton yang
dijadikan mitra, kata dia, tidak masalah sepanjang itu dilakukan secara
B2B alias business to business. Apalagi selama ini mobil produk Proton
sudah beredar di Indonesia.
"Jadi dari sisi produk mestinya
tidak masalah karena sebelum diluncurkan ke pasar tentu harus memenuhi
prosedur yang berlaku yaitu melalui tahap Tanda Pendaftaran Type (TPT)
yang dikeluarkan Kemenperin dan Uji Type oleh Kemenhub," paparnya.
Sebelumnya,
Menteri Perindustrian Saleh Husin memastikan kerjasama yang dilakukan
melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Adiperkasa
Citra Lestari (Adiperkasa) dengan Proton, bukanlah upaya program mobil
nasional (Mobnas).
"Salah kaprah kalau dikatakan itu program
mobil nasional. Tak ada uang negara melalui APBN maupun BUMN dalam
kerjasama tersebut. Itu murni sekedar kesepakatan antara private to
private (B to B) saja, dan bukan keputusan pemerintah, murni bisnis,"
kata Saleh Husin.
Saleh menjelaskan, MoU itu dilakukan untuk enam
bulan ke depan dalam melakukan kerjasama, melakukan studi kelayakan.
Dan pemerintah, ia memastikan kembali, belum ada rencana membuat program
mobil nasional.
[dem]