Isu ini mencuat setelah beredar sebuah video dengan judul "Dirut TVRI Pakai AI untuk Bikin Presentasi Program: Kalau Gunakan ASN Agak Susah."
Iman menegaskan bahwa pernyataannya telah dipotong sehingga maknanya berubah.
"Tidak benar saya melecehkan ASN. Saya di-
framing seolah-olah saya melecehkan ASN. Padahal, konteksnya harus utuh," kata Iman lewat keterangan resminya, Kamis 13 Maret 2025.
Ia menjelaskan bahwa TVRI membutuhkan SDM kreatif untuk bersaing di industri digital, termasuk sutradara, editor, animator, dan
AI engineer.
Namun, banyak profesi ini tidak termasuk dalam formasi CASN yang disediakan pemerintah, sementara rekrutmen pegawai TVRI juga masih bergantung pada Kementerian Komunikasi dan Digital.
"Jadi, pemaparan saya ke Panja RUU Penyiaran di Komisi I DPR itu berjudul "Konsep Baru Penyiaran Dalam Transformasi Digital"," sambungnya.
Meskipun menghadapi tantangan, Iman memastikan TVRI terus menjalankan tugasnya sebagai lembaga penyiaran publik. Namun, ia menekankan perlunya solusi agar TVRI bisa lebih kompetitif di era digital.
"Di tengah keterbatasan SDM, kami melakukan kolaborasi dengan konten kreator dan
AI specialist. Mereka konten kreator mau membantu TVRI untuk bisa beradaptasi dengan industri kreatif," tandas Iman.
BERITA TERKAIT: