Pengamat politik dari UIN Jakarta, Zaki Mubarak mengatakan, sebagai pendatang baru di panggung politik, Azizah berhasil membangun popularitasnya di Tangsel.
"Enggak banyak nama yang beredar. Baru putrinya Pak Wakil Presiden Maruf Amin (Azizah) saja yang muncul. Yang muda-muda, visioner dan berintegritas perlu dimunculkan," sebut Zaki, Jumat (31/1).
Zaki juga menilai, keberhasilan Azizah tersebut karena terus mensosialisasikan visinya, yakni Pemerataan Kemajuan untuk Kesejahteraan (Permata) Tangsel ke berbagai komunitas warga.
"Selama ini dibanding kandidat lain, Bu Azizah relatif berhasil membangun popularitasnya. Pak Muhammad juga cukup dikenal. Pak Benyamin ada problem karena dianggap bagian dari penguasa masa lalu, sementara masyarakat Tangsel menginginkan perubahan," tambahnya.
Problem Benyamin, kata dia, karena selama dua periode mendampingi Airin Rachmi Diany sebagai Walikota Tangsel. Sehingga sosok Benyamin, sulit dipisahkan dari Airin.
"Selama itu (dua periode) banyak dugaan skandal yang melibatkan dinasti politik, korupsi di sejumlah dinas di Tangsel. Karena posisinya sebagai wakil Bu Airin, maka dia sering dipersepsikan sebagai bagian dari beroperasinya dan kerjanya dinasti politik," kata Zaki.
"Tapi itu hanya persepsi publik. Pastinya Pak Ben juga tidak senang jika dianggap sebagai bagian politik dinasti," tambahnya.
Melihat figur kandidat yang non kader partai, Zaki mengatakan, calon nonparpol diperlukan pada umumnya karena elektabilitasnya lebih tinggi, juga lebih populer.
"Apalagi kondisi saat ini tingkat kepercayaan masyarakat pada parpol terus merosot. Bukan berarti kader parpol tidak ada yang bagus. Ada beberapa yang bagus juga," demikian Zaki.
BERITA TERKAIT: