Kapal kargo yang berlayar dari Surabaya menuju Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu berisi 14 orang. Tujuh orang berhasil diselamatkan, sementara tujuh lainnya masih dalam pencarian.
Anak Kepala Kapal Mesin (KKM) Multi Prima 1 Pande Saleh, Ummi Hadyah Saleh mengaku menyayangkan pencarian yang hanya dilakukan oleh Tim SAR Mataram. Sementara SAR daerah lain dan pusat tidak ikut pencarian.
"Kami sekeluarga meminta Basarnas untuk ikut membantu pencarian tujuh korban KM Multi Prima. Karena saat ini hanya SAR Mataram yang mencari. Kemungkinan sudah terbawa arus ke perairan lain, jadi kami harap Basarnas pusat dan SAR Makassar atau Bali bisa juga ikut melakukan pencarian," ujar wanita yang akrab disapa Umay itu saat dihubungi, Selasa (27/11).
Wartawan dari
Suara.com itu berharap Basarnas tidak acuh dengan kecelakaan ini. Apalagi, menganggap penanganan terhadap tujuh korban sebagai hal yang tidak penting.
"Kami juga meminta Basarnas Pusat mencari bangkai kapalnya, kemungkinan bisa jadi korban-korban masih ada di dalam kapal, karena hingga saat ini belum diketemukan satupun," tutup Umay.
KM Multi Prima 1 tenggelam di perairan utara Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada Kamis (22/11) lalu. Sebanyak tujuh orang yang berada di kapal itu berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.
Mereka antara lain Bob Chris Butarbutar (26) asal Parapat, Rahmat Tuloh (27) asal Lamongan, Debiyallah Sastria (26) asal Flores, Zainal Arifin M (21) asal Flores, Benyamin Henuk (34) asal Flores, Aldy Hidayat (18) asal Makassar, dan Jamaludin S (20) asal Flores.
Sementara tujuh penumpang lain masih dalam pencarian. Di antaranya, Syamsul Salda (38) asal Flores Timur, Trasius (35) asal Flores Timur, M Pande Saleh (67) asal Jakarta, Riski (26) asal Kupang, Sutrisno (57) asal Sragen, Soni Kancil (41) asal Flores, dan Phlipus Bay (43) asal Flores. (Yendhi).
[ian]