Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Setyo Wasisto meluruskan bahwa fakta yang sebenarnya bukan seperti yang ramai diperbincangkan, dimana sang pengantin turun dari heli.
"Waktu itu ada pengecekan radio. Kita kan ada heli diperbantukan di sana. Kemudian dilaksanakan cek radio yang berjarak minimal 25 km dari pangkalan radio tersebut. Radio itu mengalami gangguan. Dia turun di salah satu tempat, dan kebetulan saat itu lagi prewedding," terang Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (1/3).
Lantas, sambung Setyo, sepasang pengantin mendatangi sang pilot dengan maksud meminta izin untuk melakukan sesi foto dengan latar belakang heli.
"Karena pilotnya merasa ada prewedding diizinkan, kemudian dipelintir turun dari heli," ujarnya.
Sebelumnya seperti diberitakan oleh RMOLSumut.com, video pernikahan pengantin di Kota Pematang Siantar menjadi pembicaraan setelah menyebar melalui layanan pesan elektronik WhatsApp. Hal ini terjadi karena pengantin tersebut turun menggunakan helikopter yang sangat mirip dengan helikopter dinas milik kepolisian.
Bedanya hanya pada letak tulisan, jika pada helikopter dinas milik polisi ada tulisan kata POLISI namun pada helikopter yang digunakan pasangan tersebut terlihat ditempel tulisan "F & T" yang diduga merupakan inisial dari pasangan pengantin tersebut.
Masih dalam video tersebut, pasangan pengantin terlihat langsung menuju karpet merah yang sudah tersedia disekitar lokasi pendaratan helikopter. Beredar informasi, pasangan yang disebut-sebut berprofesi dokter tersebut juga diarak menuju gedung resepsi di Green Camp Adventure Outbond.
[rus]
BERITA TERKAIT: