Menurut informasi, Komponen Rakyat Bali (KRB) akan menerima kehadiran Ustadz Abdul Somad bila yang bersangkutan mau berikrar kesetiaan pada NKRI.
Atas syarat itu, Ustadz Abdul Somad menyatakan menolak karena dirinya bukan pemberontak dan tidak terdaftar dalam organisasi terlarang manapun. Dia juga menolak karena sudah pernah mengikuti dan lulus Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di tahun 1998 saat hendak berangkat sekolah ke Mesir.
Selain itu, sampai sekarang Ustadz Abdul Somad aktif mengajarkan cinta kebangsaan dari kampus sampai desa terpencil.
Setelah mengetahui upaya penolakan, Ustadz Abdul Somad meminta kepastian dari panitia penyelenggara, yang kemudian memastikan bahwa keadaan baik-baik saja.
Ustadz Abdul Somad dan rombongan tiba di Bali pada pukul 13.00 hari Jumat (8/12). Dari Bandara Ngurah Rai, dirinya dibawa panitia ke Hotel Aston di Denpasar.
Sekitar pukul 16.00 waktu setempat, dirinya dibangunkan oleh panitia. Mencium gelagat kurang baik, Ustadz Abdul Somad meminta anggota timnya untuk membeli tiket kembali ke Jakarta hari itu juga.
Lalu oleh panitia, Ustadz Abdul Somad dibawa ke sebuah ruangan di hotel untuk bertemu dengan pihak yang menolak kehadirannya dan meminta dirinya mengucapkan ikrar.
Dengan alasan-alasan yang sudah disebutkan di atas, Ustadz Abdul Somad menolak. Dia menegaskan bahwa semua tuduhhan itu adalah fitnah.
Pihak yang menolak kehadirannya tidak menerima alasan Ustadz Abdul Somad dan mulai mengeluarkan pernyataan-penyataan yang tidak layak.
Adapun Ustadz Abdul Somad memilih untuk pulang.
Sekitar pukul 17.00, di saat dirinya sedang bersiap-siap untuk meninggalkan hotel, Kapolres dan Dandim setempat mendatangi kamarnya.
Mereka meminta Ustadz Abdul Somad mempertimbangkan keadaan. Kalau dirinya pulang, maka situasi akan berkembang ke arah yang semakin tidak kondusif. Juga disebutkan, bahwa sekitar 5.000 jamaah yan sudah berada di Masjid An Nur Denpasar akan mendatangi Hotel Aston. Di Hotel Aston sendiri, suasana sudah cukup mencekam.
Setelah mendengarkan pandangan dari pihak keamanan, Ustadz Abdul Somad mengambil keputusan untuk melanjutkan kegiatan. Sekitar pukul 18.00 dirinya kembali ke ruang mediasi.
Setelah Kapolres menyampaikan sambutan singkat, salah seorang aktivis NU membawa bendera merah putih dan mempersilakan semua yang hadir pada mediasi itu mencium bendera merah putih.
Dari ruang mediasi, Ustadz Abdul Somad menuju lobi hotel dan bersama dengan semua yang ada di lobi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Setelah shalat Isya, Ustadz Abdul Somad dan seluruh rombongan menuju Masjid An Nur. Ceramah berlangsung sekitar 100 menit dan jamaah sangat antusias.
Selesai ceramah, dia pun kembali ke hotel.
Sekitar pukul 22.00 Ustads Abdul Somad diwawancarai stasiun televisi swasta nasional, dan menjelasakan bahwa dirinya dalam keadaan aman.
Di hari Sabtu (9/12), suasana sudah jauh lebih kondusif. Ustadz Abdul Somad melaksanakan shalat Shubuh di Masjid Baiturrahman. Sepanjang siang dirinya menerima tamu-tamu dari berbagai kalangan.
Menjelang Maghrib giliran pimpinan PW NU, Muhammadiyah, MUI Bali, GNPF, dan sebagainya yang mengunjungi Ustadz Abdul Somad. Lalu setelah Isya Ustadz Abdul Somad kembali ke Masjid Baiturrahmah untuk tabligh akbar terakhir.
Ustadz Abdul Somad meninggalkan Bali dalam penerbangan pagi tadi (Minggu, 10/12).
Penjelasan Ustadz Abdul Somad ini beredar di berbagai grup WA, dan redaksi sudah mengkonfirmasi ke pihak-pihak terdekat dengan UStadz Abdul Somad.
[dem]