Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menjelaskan, SPLU yang dikembangkan sejak tahun 2015 antara lain terdapat di Jakarta, Bandung, Bangka Belitung, Riau dan Kepulauan Riau, Muara Bungo, Bengkulu, Lampung, Manado, Gorontalo, Palu, Kotamobagu, Yogyakarta, Bali, serta Makassar.
SPLU di Jakarta sejak diluncurkan 4 Agustus 2016 lalu, sampai dengan akhir Juli 2017 telah terpasang di 542 titik. Keberadaan SPLU akan terus bertambah seiring kebutuhan konsumen, termasuk kebutuhan pengisian energi kendaraan listrik di tempat umum. Tahun ini ditargetkan sudah ada 1.000 unit SPLU khusus di Jakarta.
"Hal ini sudah dipersiapkan sejak lama untuk menjawab tantangan di masa depan. Saat ini kendaraan listrik sudah banyak bermunculan. Ini tak hanya hemat energi tapi juga ramah lingkungan. Untuk mengimbangi perkembangan teknologi ini, PLN sudah menyiapkan SPLU dari jauh hari. Kami yakin bisa memenuhi ketersediaan SPLU dengan kualitas maksimal, apalagi daya pasok energi listrik juga banyak dipasok dari pembangkit baru yang berasal dari program 35.000 MW," jelas Made dalam keterangannya, Minggu (27/8).
Lanjutnya, inovasi PLN sebagai infrastruktur pengisian kendaraan listrik pada awalnya dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat di tempat umum, seperti untuk para pelaku UMKM atau pedagang kaki lima. Seiring berkembangnya teknologi, SPLU dapat digunakan untuk mengisi ulang energi kendaraan listrik.
Made mencontohkan, Beji Lintar mengadopsi sistem prabayar. Untuk menggunakannya masyarakat perlu mengisi pulsa kWh meter dengan membeli token listrik melalui Payment Point Online Bank (PPOB), ATM, minimarket, dan lain-lain.
"SPLU sendiri terbagi menjadi dua tipe yaitu tipe hook yang dapat ditemui di tiang-tiang milik PLN dan tipe standing yang menjadi suatu bangunan tersendiri. SPLU tipe hook terdiri dari 2 kWh Meter dan setiap meter memiliki daya 5.500 VA, sedangkan SPLU tipe standing terdiri dari 4 kWh Meter," ujarnya.
Daya masing-masing kWh meter tersebut juga bisa ditingkatkan menjadi 11.000 VA. Dengan kapasitas daya tersebut, SPLU mampu menyuplai listrik untuk mengisi ulang tenaga (charging) kendaraan listrik yang memiliki daya antara 500-2.500 Watt.
"Masyarakat dapat meminta kepada PLN untuk memasangkan SPLU di lokasi yang diinginkan agar kebutuhan energi listriknya dapat terpenuhi. Termasuk sebagai charging station kendaraan listrik yang akan lebih pas bila diletakkan di tempat parkir," kata Made.
Ditambahkannya, selain SPLU, PLN juga mulai menggunakan kendaraan listrik seperti motor listrik untuk petugas Unit Layanan Cepat (ULC).
"Motor listrik merupakaan kendaraan masa depan yang efisien dan ramah lingkungan. Kendaraan ini baru digunakan PLN Distribusi Jakarta Raya. Selanjutnya diharapkan dapat diterapkan di unit-unit pelayanan PLN lainnya karena sangat ramah lingkungan," demikian Made.
[wah]
BERITA TERKAIT: