Isra Miraj Jangan Hanya Diperingati

Selasa, 25 April 2017, 01:07 WIB
Isra Miraj Jangan Hanya Diperingati
Net
rmol news logo Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu menyatakan bahwa momentum Isra Miraj jangan hanya sekadar diperingati bagi umat Islam.

Ketua MUI Palu Prof. Zainal Abidin mengemukakan, momentum dan makna dari Isra Miraj harus ditanamkan dalam hati sebagai suatu bentuk keyakinan yang diikutkan dengan implementasi dalam kehidupan sosial.

"Apalah gunanya jika hanya untuk sekedar peringati, namun momentum tersebut tidak bermakna apa-apa dalam pribadi seseorang," jelasnya seperti dikutip Antara (Senin, 24/4).

Pakar Pemikiran Islam modern itu menegaskan umat Islam jangan berpikir hanya untuk memperingati momen Isra Miraj. Yang terpenting yakni penanaman keyakinan terhadap peristiwa Isra dan Miraj serta implementasi makna momentum tersebut.

"Yang terpenting adalah peristiwa atau sejarah tersebut serta makna dari peristiwa itu diketahui dan diyakini serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial," ujar Prof. Zainal.

Dia mengatakan bahwa peristiwa Isra dan Miraj mengandung beberapa tujuan, diantaranya menghibur Nabi Muhammad SAW yang saat itu tengah berduka. Tujuan lain dari itu, yakni menyambut atau menerima shalat sebagai bentuk kewajiban yang harus dilaksanakan bagi umat Islam.

"Ada beberapa tujuan Isra dan Miraj yang dilaksanakan Allah lewat Nabi Muhammad SAW. Diantaranya menghibur nabi, memperlihatkan kekuasaan Allah, serta menyambut atau menerima shalat," urai Prof. Zainal.

Menurutnya, banyak pendapat mengenai perjalanan Miraj. Di mana ada pendapat yang mengatakan bahwa sebelum bertemu Allah, Nabi dibelah dadanya dan dibersihkan atau dikeluarkan kotoran menggunakan Air Zamzam.

"Ini satu pendapat. Namun jika kita melihat pendapat itu maka muncul anggapan bahwa Nabi Muhammad kotor sehingga harus dibersihkan. Pertanyaannya apakah nabi, kotor," kata Prof. Zainal.

Pendapat kedua mengatakan tidak dikeluarkan kotoran, karena nabi tidak kotor. Melainkan ditambah kesucian di atas tingkat kesucian karena akan bertemu dengan Yang Maha Suci.

Pendapat yang lain yakni Nabi Muhammad SAW disucikan serta ditambah kekebalan tubuh karena melakukan perjalan yang sangat panjang dan jauh dengan kecepatan yang sangat tinggi bertemu Allah dalam waktu yang sangat singkat. Para ahli menyebut bahwa kecepatan nabi melaksanakan Miraj yaitu 3.300.000 kilometer per detik. Karena itu nabi perlu diberikan kekebalan tubuh, jika tidak diberikan kekebalan tubuh maka tubuh akan hancur dalam perjalanan dengan kecepatan tersebut.

"Nah umat Islam perlu untuk mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat tersebut, agar tidak hanya bertahan pada satu pendapat," demikian Prof. Zainal. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA