Seperti diberitakan
Antaranews, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Malang dalam aksinya terlibat saling dorong dengan aparat keamanan yang menghalangi mereka masuk gedung Bakorwil.
"Kami hanya ingin minta tanda tangan seluruh anggota DPRD Kota Malang yang menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Kalau pak polisi tetap menghalangi langkah kami, kami akan terus memaksa masuk, meski harus terjadi dorong-dorongan dengan petugas," tegas humas aksi Win Ariga.
Menurut dia, kenaikan harga BBM adalah bukti gagalnya kebijakan pemerintah di sektor energi dan ekonomi dan yang menjadi korban adalah masyarakat luas, padahal kenaikan harga BBM ini bukan disebabkan oleh subsidi BBM itu sendiri, tetapi karena minimnya penyerapan dari sektor pajak. Kenaikan defisit RAPBN-P 2013, katanya, mencapai Rp 80 triliun.
"Kalau kebijakan harga BBM ini benar-benar direalisasikan oleh pemerintah, yang kasihan ini rakyat. Seharusnya, pemerintah memberikan sanksi tegas bagi orang-orang kaya bermobil mewah yang masih menggunakan premium, sebab mereka wajib menggunakan pertamax agar premium hanya dinikmati oleh masyarakat menengah ke bawah," katanya, menandaskan.
Selain mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dan Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) juga melakukan aksi yang sama.
[wid]
BERITA TERKAIT: