"Besok kita akan buat KPU Rakyat," tegas Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo, kepada
Rakyat Merdeka Online, Minggu (26/5).
Dasar pembentukan KPU Rakyat, dijelaskan Tjahjo, adalah hasil penghitungan C1 dari semua TPS bahwa pasangan yang mereka usung Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) mengungguli pasangan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta). Tapi kemudian dari D1 hingga ke DB (kabupaten) suara PAS banyak yang diambil. Soal kecurangan ini, kata Tjahjo, pihaknya punya bukti-bukti dan siap dipertanggungjawabkan.
"KPU Rakyat dilaksakan oleh Gerakan Bali Jujur. Disitulah kita akan hitung C1 bersama Gerakan Mahasiswa dan gerakan Rakyat Bali Jujur," tutur Tjahjo.
PDIP, kata dia, sangat menyesalkan keberatan-kebaratan kuasa hukum PAS yang tidak ditanggapi KPUD Bali. Padahal keberatan-keberatan tersebut diperkuat dengan bukti.
Selain itu, lanjut Tjahjo, PDIP juga akan terus mempertanyakan alasan pengerahan 9 ribu polisi ke Bali jelang minggu tenang. Kejadian Polri mengerahkan Brimob dari Jawa Timur masuk ke seluruh kabupaten/kota di Bali dengan alasan untuk apel sangat disesalkan. "Kalau untuk alasan apel bisa dikirim setelah pilkada digelar."
"Apel satgas kader partai akan terus dilakukan sampai ada keputusan dari MK. Saatnya sekarang PDIP kerahkan lebih dari itu dan akan terus apel siaga," tandas Tjahjo.
Seperti diketahui, dalam sidang pleno KPU Bali, siang tadi, pasangan Pastika-Sudikerta yang diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar serta tujuh parpol dinyatakan sebagai pemenang dengan jumlah total 1.062.738 suara atau 50,02 persen. Sedangkan pasangan nomor urut satu yang diusung PDIP Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) memperoleh 1.062.738 suara atau 49,98 persen..
[dem]
BERITA TERKAIT: