Genap 10 bulan kasus Novel belum terungkap. Saat itu, 11 April 2017 dia disiram air keras seusai salat subuh berjamaah di Masjid Al Ikhsan, dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Air keras tepat mengenai matanya. Seusai mendapat serangan, Novel dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center. Pada 12 April 2017, dokter merujuk agar Novel mendapatkan perawatan mata di Singapura.
Alhamdulillah, kesehatan Novel mambaik. Namun, mata kirinya dipastikan tidak bisa melihat. Mata kanannya, menuju baik. Selama Novel berjuang melawan sakit selama 10 bulan, polisi belum juga menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel. Pelaku terus berlari.
Meski begitu, kepolisian belum menyerah menangkap pelakunya. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Mohammad Iqbal menjelaskan, penyidik telah berhasil mengumpulkan puluhan keterangan saksi dan bahkan telah merilis tiga sketsa wajah yang diduga pelaku, hanya saja pelakunya belum juga ketemu.
"Saat ini memang kita Polda Metro Jaya yang menangani kasus ini sudah melangkah maju, progresnya sudah banyak," tegas Iqbal di Mabes Polri, kemarin.
Iqbal memaklumi korpsnya belum juga mengungkap pelaku karena tidak semua kasus dapat diselesaikan dengan singkat dan mudah.
"Polda Metro Jaya melakukan upaya-upaya. Yang harus diingat bahwa setiap kasus mempunyai karakteristik yang berbeda, banyak kasus-kasus lama yang baru terungkap, ya kasus-kasus pembunuhan, kasus lain banyak," tuturnya.
Presiden Jokowi masih percaya terhadap Polri. Korps baju cokelat diharapkan mampu menangkap sang pelaku. Jokowi meminta kepolisian terus mengusut kasus ini. "Saya akan terus kejar Kapolri agar kasus ini menjadi jelas dan tuntas siapa pun pelakunya. Akan kami kejar terus Polri," kata Jokowi kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/2).
Pegiat dunia maya tetap antusias menyambut kedatangan Novel ke Indonesia. Tagar #NovelKembali berkumandang di jejaring Twitter. Banyak dukungan terhadap Novel agar terus menangkap para koruptor.
Dukungan datang dari Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. "Mata Kiri Novel Baswedan memang gelap, segelap kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Tapi, nurani dan keberanian Novel tetap terang. Seterang cita-citanya untuk Indonesia yang lebih baik #NovelKembali," cuit @Dahnilanzar. Sekjen PPP, Arsul Sani mendesak polisi segera menangkap pelaku. "Saatnya @BareskrimPolri tuntaskan penyidikan kasus Novel & via @DivHumasPolri up date terkininya kpd publik. Saatnya juga @KPK_RI jg sampaikan kpd publik brp total biaya perawatan yg telah dikeluarkan untuk Novel?" cuit @arsul_sani.
Gemuruh menyambut Novel pun ramai di media sosial. Melalui pamflet, penyambutan akan gelar di gedung KPK, jam 11 pagi, hari ini. Dress codenya, pakaian putih. Salah satu penyeru penyambutan Novel adalah peneliti ICW, Tama S Langkun. "Dukungan untuk Novel Baswedan. Besok sampai ketemu di depan Gedung @KPK_RI ya #NovelKembali #SebelahMata," cuit @TamaSLangkun. "Selamat datang kembali ke tanah air pak novel. Semoga dengan kembalinya bapak dapat meringkus koruptor kakap yang masih melenggang bebas dan mengungkap sendiri aktor intelektual dari derita yg bpk alami. Semoga pak novel selalu sehat. Aamiin," cuit @republikwayang.
Banyak netizen geram dan menilai kasus Novel masih lari, alias belum terungkap. "Presiden @Jokowi segera bentuk tim gabungan pencari fakta independen untuk ungkap kasus Novel#NovelKembali," cuit @daniel_nimafa. "Polri harus mawas diri, sebelum Pak Presiden membentuk Team Tersendiri utk mengusut Kasus Novel Baswedan !!! Jangan sampai malu," timpal @girihastono_sh.
Ada juga yang menyebut larinya kasus Novel membuktikan pemerintah kesulitan mengungkap penjahat. "Pelaku 'penganiayaan' Novel Baswedan aja gak ketemu, apalagi otak penyerang tokoh agama," cuit @marierteman. ***