Dokter berparas cantik itu memang sempat menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (23/1) lalu.
Rita menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menjalani perawatan di klinik dr. Sonia.
"Iya, tanya aja dokter Sonia, saya nggak pernah perawatan sekalipun, apa
facial nggak pernah," tutur Rita kepada wartawan sebelum sidang dimulai di PN Tipikor, Jakarta Pusat. Rabu (21/2).
Ia hanya sekali bertemu Sonia. Itu pun membahas jual beli tas. Selanjutnya pembicaraan lewat
Blackberry Messenger. "Enggak benar itu, boleh tanya ke dokter Sonia saya cuma jual beli tas. Saya jual tas ke dia,
kan selain dokter dia juga hobi jual beli tas. Ketemunya aja cuma sekali, jadi BBM-an aja," jelasnya.
Rita pun mengaku kolektor jual beli tas branded dan asli.
"Biasa Hermes, asli, berapa ya, lupa saya, 100-200 (juta) gitu," cetusnya.
Dalam kasus ini, Rita diduga menerima gratifikasi dari Khairuddin Komisaris PT Media Bangun Bersama (MBB) sebesar 775 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 6,975 miliar. Gratifikasi diduga terkait pengerjaan sejumlah proyek di Kukar.
Tak hanya itu, Rita juga diduga menerima suap dari Direktur Utama PT Sawit Golden Prima (SGP) Hery Susanto Gun sebanyak Rp 6 miliar pada Juli hingga Agustus 2010 untuk mendapatkan izin lokasi perkebunan sawit inti dan plasma di Desa Kupang Baru, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.
[wid]