Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono mengatakan, tidak akan mentoleransi anggotanya yang terlibat narkoba. Jika terbukti langsung dipecat. "Saya gak mau lagi diribetin soal narkoba. Anggota terlibat narkoba langsung saya pecat," kata Mulyono di Balai Kartini, Jakarta, kemarin.
Saat ini, kata Mulyono, pihaknya sudah membuat tim investigasi terkait dugaan keterlibatan oknum tentara (bintang dua) daÂlam jaringan pengedar narkoba Freddy Budiman, seperti yang diungkap aktivis HAM Haris Azhar.
Pembentukan tim investigasi merupakan arahan dari Panglima TNI Gatot Nurmantyo, yang sedang fokus membersihkan lingkungan TNI dari narkoba.
"Tim ini baru berjalan dua hari. Kita tunggu hasilnya. Tapi yang jelas, secara pribadi saya tidak mau ada anggota terlibat dalam jaringan narkoba. Kalau terbukti saya pecat," tegasnya.
Mulyono juga mengaku telah melakukan bersih-bersih narkoÂba dan pendisplinan terhadap semua pasukan TNI Angkatan Darat.
Dia pun menjamin pengaÂwasan terhadap anggotanya akan diperketat, termasuk dalam penggunaan sarana dan prasaÂrana militer agar tidak disalahguÂnakan di luar tugas kedinasan.
"Pengawasan lebih diperketat. Kendaraan-kendaraan dinas TNI yang dipakai preman dan meÂmakai plat TNI sedang kami cek lagi, biar tidak dipakai untuk tranÂsaksi narkoba," kata Mulyono.
Sementara itu, dalam ketÂerangan resminya, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengungkapkan, tim investigasi ini akan dipimpin oleh perwira tinggi TNI berpangkat jenderal bintang tiga dan wakilnya, Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI dengan Komandan Puspom (Pusat Polisi Militer) TNI sebagai koordinator lapangan.
Tim Investigasi beranggoÂtakan staf Inspektorat jenderal TNI, Puspom TNI, Intelijen TNI, Badan Pembinaan Hukum TNI, Pusat Penerangan TNI, Asisten Perencanaan Umum TNI dan Staf Personel TNI.
"Tim Investigasi ini akan bekerja untuk menggali inforÂmasi terhadap berbagai pihak seperti oknum prajurit TNI yang sudah pernah diperiksa, dipidana dan dipenjara karena persoalan narkoba, awalnya dari situ," ujar Tatang.
Dalam pelaksanaannya, menuÂrut Tatang, tim memiliki kewaÂjiban membangun kerja sama dan bersinergi dengan instansi lain seperti Polri, BNN dan pihak-pihak lain dalam rangka pengembangan informasi untuk membongkar keterlibatan okÂnum TNI dalam jaringan pereÂdaran narkoba.
Di tempat terpisah, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf menemukan aliran dana ratusan miliar rupiah dari gembong narkoba yang diÂduga memiliki hubungan dengan Freddy Budiman yang sudah dieksekusi mati.
"Datanya sudah saya serahÂkan ke BNN berikut analisisÂnya, dan cukup tebal," kata Yusuf di sela-sela Pertemuan Internasional Menanggulangi Pendanaan Terorisme (CTF) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, kemarin. ***
BERITA TERKAIT: