Mabes TNI Kerahkan Jenderal Bintang Tiga

Buru Perwira Yang Bekingi Narkoba

Kamis, 11 Agustus 2016, 09:56 WIB
Mabes TNI Kerahkan Jenderal Bintang Tiga
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono/Net
rmol news logo Mabes TNI Menurunkan Jenderal bintang tiga untuk jadi komando tim investigasi guna membongkar dugaan keterlibatan oknum jenderal bintang dua dalam jaringan pengedar narkoba Freddy Budiman.
 
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono mengatakan, tidak akan mentoleransi anggotanya yang terlibat narkoba. Jika terbukti langsung dipecat. "Saya gak mau lagi diribetin soal narkoba. Anggota terlibat narkoba langsung saya pecat," kata Mulyono di Balai Kartini, Jakarta, kemarin.

Saat ini, kata Mulyono, pihaknya sudah membuat tim investigasi terkait dugaan keterlibatan oknum tentara (bintang dua) da­lam jaringan pengedar narkoba Freddy Budiman, seperti yang diungkap aktivis HAM Haris Azhar.

Pembentukan tim investigasi merupakan arahan dari Panglima TNI Gatot Nurmantyo, yang sedang fokus membersihkan lingkungan TNI dari narkoba.

"Tim ini baru berjalan dua hari. Kita tunggu hasilnya. Tapi yang jelas, secara pribadi saya tidak mau ada anggota terlibat dalam jaringan narkoba. Kalau terbukti saya pecat," tegasnya.

Mulyono juga mengaku telah melakukan bersih-bersih narko­ba dan pendisplinan terhadap semua pasukan TNI Angkatan Darat.

Dia pun menjamin penga­wasan terhadap anggotanya akan diperketat, termasuk dalam penggunaan sarana dan prasa­rana militer agar tidak disalahgu­nakan di luar tugas kedinasan.

"Pengawasan lebih diperketat. Kendaraan-kendaraan dinas TNI yang dipakai preman dan me­makai plat TNI sedang kami cek lagi, biar tidak dipakai untuk tran­saksi narkoba," kata Mulyono.

Sementara itu, dalam ket­erangan resminya, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengungkapkan, tim investigasi ini akan dipimpin oleh perwira tinggi TNI berpangkat jenderal bintang tiga dan wakilnya, Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI dengan Komandan Puspom (Pusat Polisi Militer) TNI sebagai koordinator lapangan.

Tim Investigasi beranggo­takan staf Inspektorat jenderal TNI, Puspom TNI, Intelijen TNI, Badan Pembinaan Hukum TNI, Pusat Penerangan TNI, Asisten Perencanaan Umum TNI dan Staf Personel TNI.

"Tim Investigasi ini akan bekerja untuk menggali infor­masi terhadap berbagai pihak seperti oknum prajurit TNI yang sudah pernah diperiksa, dipidana dan dipenjara karena persoalan narkoba, awalnya dari situ," ujar Tatang.

Dalam pelaksanaannya, menu­rut Tatang, tim memiliki kewa­jiban membangun kerja sama dan bersinergi dengan instansi lain seperti Polri, BNN dan pihak-pihak lain dalam rangka pengembangan informasi untuk membongkar keterlibatan ok­num TNI dalam jaringan pere­daran narkoba.

Di tempat terpisah, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf menemukan aliran dana ratusan miliar rupiah dari gembong narkoba yang di­duga memiliki hubungan dengan Freddy Budiman yang sudah dieksekusi mati.

"Datanya sudah saya serah­kan ke BNN berikut analisis­nya, dan cukup tebal," kata Yusuf di sela-sela Pertemuan Internasional Menanggulangi Pendanaan Terorisme (CTF) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, kemarin.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA