Mohammad-Javad Larijani, mantan penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, secara gamblang menyebut bahwa Trump tidak lagi aman bahkan di dalam wilayah AS.
Ia menyebut Trump bisa menjadi sasaran serangan drone saat tengah berjemur di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida.
“Trump telah melakukan sesuatu agar dia tidak bisa lagi berjemur di Mar-a-Lago. Saat dia berbaring di sana dengan perut menghadap matahari, sebuah drone kecil mungkin akan mengenai pusarnya. Sangat mudah," ujar Larijani seperti dikutip dari Iran International pada Jumat, 11 Juli 2025.
Pernyataan itu muncul dua minggu setelah Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran, sebagai bagian dari intervensi dalam perang 12 hari antara Israel dan Iran.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Trump yang mendapat laporan tentang ancaman tersebut menanggapinya dengan santai dan sedikit bercanda.
“Sudah lama. Saya tidak tahu, mungkin saya sekitar tujuh tahun. Saya tidak terlalu tertarik (berjemur). Saya rasa itu ancaman. Saya yakin itu bukan ancaman, sebenarnya, tapi mungkin memang begitu," kata dia sambil tertawa, saat ditanya oleh pembawa acara Peter Doocy kapan terakhir kali ia berjemur.
Ancaman terhadap Trump bukanlah yang pertama kali dilontarkan oleh tokoh-tokoh di Iran, terutama pasca pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh AS pada 2020.
Namun, retorika terbaru ini terjadi di tengah meningkatnya seruan balas dendam dari kalangan ulama dan media pemerintah Iran, yang juga menargetkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sebuah platform daring bernama Perjanjian Darah bahkan mengklaim telah menggalang lebih dari 40 juta dolar AS sebagai dana balas dendam terhadap mereka yang mengancam nyawa Pemimpin Tertinggi.
Situs tersebut menjanjikan imbalan bagi siapa pun yang bisa membawa musuh-musuh Tuhan dan mereka yang mengancam nyawa Ayatollah Ali Khamenei ke pengadilan.
Meski demikian, Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah berusaha menjauhkan diri dari retorika dan kampanye tersebut.
Dalam wawancaranya dengan komentator AS Tucker Carlson, Pezeshkian menegaskan bahwa fatwa pembalasan terhadap Trump bukan bagian dari kebijakan resmi pemerintah Iran.
“Fatwa tersebut tidak ada hubungannya dengan pemerintah Iran atau Pemimpin Tertinggi,” tegas Pezeshkian, yang tengah mencoba membuka kembali jalur diplomatik dengan Washington.
BERITA TERKAIT: