Pengumuman putra Senator Robert Kennedy dan keponakan Presiden John F. Kennedy pada Jumat (23/8) ini, sekaligus mengakhiri niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dari jalur independen.
"Beberapa bulan lalu saya berjanji kepada rakyat Amerika bahwa saya akan mundur dari persaingan jika saya menjadi pengacau," kata Kennedy, seperti dikutip dari RT, Sabtu (24/8).
"Dalam hati saya, saya tidak lagi percaya bahwa saya memiliki jalan yang realistis menuju kemenangan pemilu," ujarnya.
Kennedy pertama kali mencoba menantang Presiden Joe Biden untuk nominasi Demokrat April lalu. Menghadapi halangan dalam partai, ia mengumumkan pencalonan pihak ketiga Oktober lalu.
Ada tiga alasan yang membuat Kennedy meninggalkan Demokrat.
"Kebebasan berbicara, perang di Ukraina, dan perang terhadap anak-anak kita," ujarnya.
"Trump telah mengadopsi isu-isu ini sebagai isunya sendiri sampai-sampai ia meminta saya untuk bergabung dalam pemerintahannya," lanjut Kennedy.
Ia juga menuduh pemerintah AS – yang dipimpin oleh Demokrat - melancarkan kudeta di Ukraina pada tahun 2014 dan menolak rencana perdamaian pada tahun 2019 yang mendorong Kyiv ke dalam konflik dengan Moskow. Konflik tersebut, menurut Kennedy, telah menelan lebih dari 600.000 nyawa warga Ukraina sejauh ini.
“Ukraina adalah korban perang ini, dan korban Barat,” katanya.
Kennedy juga mengkritik Wakil Presiden Kamala Harris karena tidak memenangkan “satu pun delegasi” dalam pemilihan presiden tahun 2020, menghindari wawancara, dan tidak memiliki platform kebijakan, tetapi kampanyenya berfokus pada penentangan terhadap Trump.
Keputusan Kennedy untuk mendukung Trump mendapat banyak kecaman dari anggota keluarganya sendiri, dan menyebut tindakan tersebut sebagai "pengkhianatan".
Kennedy pun mengakui, istrinya juga tidak senang dengan keputusannya.
“Saya sangat berterima kasih kepada istri saya yang luar biasa, Cheryl, atas cintanya yang tanpa syarat, karena saya telah membuat keputusan politik yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman," katanya.
BERITA TERKAIT: