Dalam pernyataan pers bersama, Menlu Retno menjelaskan bahwa Rwanda merupakan salah satu rekan dekat Indonesia di Afrika. Oleh sebab itu kedua negara berdiskusi untuk memperkuat kerjasama bilateral.
Selama pertemuan itu, ditandatangani sejumlah Nota Kesepahaman (MoU). Di bidang politik dan keamanan, kedua Menlu sepakat menandatangani MoU Konsultasi Politik yang akan menjadi dasar pembahasan berbagai aspek kerja sama bilateral dan saling tukar gagasan mengenai keamanan dan isu-isu internasional.
Dikatakan Retno, Indonesia dan Rwanda juga telah meningkatkan kerja sama keamanan selama beberapa tahun terakhir.
“Saat ini kedua negara tengah memfinalisasi MoU antara-Kepolisian kedua negara terkait penanganan kejahatan transnasional terorganisir dan penguatan pengembangan kapasitas," paparnya.
Kemudian di bidang ekonomi, kedua pihak telah menandatangani MoU tentang Kerja Sama Umum yang mencakup antara lain perdagangan, pertanian, industri, energi, dan tambang.
"Tahun lalu peningkatannya mencapai 100 persen, dan kuarter pertama tahun ini mencapai 32 persen. Kami percaya peluang untuk terus tumbuh masih terbuka lebar," ujarnya.
Kedua Menlu juga membahas rencana pembentukan preferential trade agreement (PTA) Indonesia-Rwanda dan menjajaki pembentukan PTA Indonesia dengan Komunitas Afrika Timur (EAC).
Selain itu, Kedua negara telah menandatangani Perjanjian Bebas Visa untuk Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. Menlu RI berharap perkembangan itu dapat meningkatkan intensitas hubungan masyarakat kedua negara, termasuk kalangan bisnis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menerima kunjungan resmi dari Menteri Luar Negeri Rwanda, Vincent Biruta di Jakarta pada Selasa (6/6). 
BERITA TERKAIT: