Belum ada kejelasan mengenai waktu penggunaan armada baru dalam konflik di negara itu, karena pilot Ukraina diharuskan melakukan pelatihan lebih dulu sedikitnya selama enam bulan sebelum operasi dengan F-16 benar-benar dilakukan.
"Dengan cara ini, Ukraina dapat memanfaatkan sepenuhnya kemampuan barunya," kata juru bicara departemen luar negeri AS.
Mengutip laporan
BBC, Sabtu (19/8), Ukraina memuji keputusan tersebut setelah negara itu menunggu cukup lama untuk meminta pengerahan jet tempur tersebut.
AS dan sekutunya sebelumnya mengesampingkan penyediaan F-16 ke Ukraina karena kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dengan Rusia yang bersenjata nuklir.
Menanggapi pengerahan pesawat tempur untuk membantu Kyiv, Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra menyambut baik kabar itu.
"Hal ini menandai tonggak penting bagi Ukraina untuk mempertahankan rakyatnya dan negaranya. Sekarang kami akan membahas lebih lanjut masalah ini dengan mitra Eropa kami," tulisnya dalam sebuah unggahan di platform X.
Menurut Angkatan Udara AS, F-16 Fighting Falcon sendiri secara luas dianggap sebagai salah satu jet tempur paling andal di dunia.
Armada tersebut dapat dipersenjatai dengan rudal dan bom yang dipandu dengan presisi dan mampu terbang dengan kecepatan 2.400 km per jam, yang memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang Rusia dalam segala kondisi cuaca dengan akurasi tinggi.
BERITA TERKAIT: