Penjabat Presiden Martin Hunt pada Kamis (20/7), mengumumkan keadaan darurat untuk seluruh wilayah. Sekolah ditutup dan warga diminta untuk tidak bekerja di luar rumah.
"Kemungkinannya kecil jika ledakan terjadi. Tetapi jika bom meledak, maka air, listrik, dan perumahan di wilayah sekitar dapat hancur," jelasnya, seperti dimuat
The Jerusalem Post.
Di hari yang sama, bom seberat 227 kilogram itu tengah berusaha dijinakkan oleh tentara Australia dengan melucuti sekringnya.
Angkatan Pertahanan Australia, Jordan Bell menyebut bom yang ditemukan sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan warga Nauru.
"Bom itu sangat berbahaya sehingga perhatian utama kami adalah keselamatan rakyat Nauru serta infrastruktur vital yang memasok air dan listrik di sekitar," ujarnya.
Bell meminta warga menutup jendela dengan selimut untuk mengantisipasi kerusakan rumah jika terjadi ledakan selama proses penjinakan.
Nauru merupakan negara terkecil di dunia yang berjarak 4.500 kilometer dari Australia. Negara itu dahulunya adalah tempat pertempuran antara Amerika Serikat dan Jepang selama Perang Dunia II.
BERITA TERKAIT: