Bantuan itu diumumkan Presiden Prancis Emmanuel Macron saat ia tiba di Lithuania untuk menghadiri KTT NATO pada Selasa (11/7).
"Saya telah memutuskan untuk meningkatkan pengiriman senjata dan peralatan untuk memungkinkan Ukraina memiliki kapasitas untuk menyerang balik secara mendalam (pasukan Rusia)," kata Macron, sambil menolak mengatakan berapa banyak rudal yang akan dikirim.
Berdasarkan informasi dari sumber diplomatik Prancis, negaranya kemungkinan akan memasok 50 rudal SCALP dari stok militernya, yang memiliki kapasitas tiga kali lebih jauh dan canggih dari rudal Ukraina yang ada.
Seperti dimuat JPost, sumber diplomatik itu menolak anggapan bahwa rudal itu akan digunakan untuk eskalasi perang. Menurutnya, penggunaan rudal itu akan digunakan secara proporsional dan tetap mematuhi kebijakan Prancis dalam membantu Ukraina mempertahankan wilayahnya.
Ia menyiratkan bahwa Paris telah menerima jaminan dari Kyiv bahwa rudal tersebut tidak akan ditembakkan ke Rusia dari jarak dekat.
"Ada jaminan untuk (membatasi) penggunaan rudal ini ke perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional," kata sumber militer itu.
BERITA TERKAIT: