Direktur Come Back Alive, Taras Chmut, mengatakan, seluruh senjata yang disumbangkan telah diterima oleh 16 brigade militer Ukraina.
"Senjata diberikan kepada unit yang sudah terlibat atau akan terlibat dalam kampanye ofensif musim panas. Itu adalah senjata yang sederhana, andal, dan efektif," ungkap Chmut, seperti dimuat
The Defense Post pada Senin (19/6).
Dia mengatakan, ribuan peluncur itu didapatkan dari kampanye penggalangan dana yang berhasil mengumpulkan empat juta euro (Rp 65 miliar).
Peluncur granat ATGL-L3 adalah versi ringan dari senjata anti-tank RPG-7 Soviet. Senjata ini dirancang untuk menetralisir kendaraan lapis baja ringan.
Come Back Alive merupakan organisasi amal yang berbasis di Kyiv. Tahun lalu NGO tersebut pernah membeli drone Bayraktar TB2 untuk Ukraina.
Kemudian menyerahkan 1.460 senapan mesin MG-1M 7,62 milimeter buatan Bulgaria dan 11 kendaraan lapis baja ke unit garis depan.
Selain Come Back Alive, beberapa organisasi amal lainnya juga menyumbangkan senjata dan peralatan ke negara yang dilanda perang sejak Februari tahun lalu.
BERITA TERKAIT: