PM Nepal Dibanjiri Kritikan Usai Kunjungi Kuil Hindu

Banyak yang menilai kunjungan Dahal memiliki motivasi politik karena sangat bertentangan dengan karakternya yang dikenal sebagai pemimpin komunis radikal Maois hingga memiliki julukan "Prachanda".

Pemimpin senior dalam Partai Partai Komunis Nepal (CPN UML), Bishnu Rijal mengungkap bagaimana pemberontakan Maois yang dulu dipimpin Prachanda sangat keras terhadap Hindu.

"Selama 10 tahun pemberontakan, Maois melarang masyarakat melakukan ritual pemakaman dalam tradisi Hindu, membongkar banyak kuil dan mengeksekusi pendeta di pedesaan Nepal," ungkap Rizal, seperti dimuat Wion News.

Menurut Rizal, kunjungan PM Nepal ke kuil Hindu perlu dipertanyakan. Dengan latar belakang yang buruk tersebut, apa yang dilakukan Prachanda sepertinya lebih mengarah pada kampanye politik.

"Kami tidak tahu apakah dia (PM) hanya melakukan ini untuk kepentingan politik atau memang ada transformasi yang nyata,” ujarnya.

Mantan PM Baburam Bhattarai justru sangat yakin kunjungan Prachanda memiliki niat politik kuat di baliknya.

"Ketika PM dan seluruh kabinet mengunjungi tempat keagamaan bersama, itu tentu berdimensi politik," kata Bhattarai lewat postingan di Facebook pribadinya.

Beberapa pakar menyebut partai-partai besar di Nepal mulai sadar bahwa menentang populasi Hindu, yang merupakan 81 persen dari total populasi, adalah sebuah kesalahan.

Oleh sebab itu, pendekatan partai komunis sekali pun mulai berubah. Meski dalam prosesnya kritikan akan terus mengalir karena apa yang dilakukan sangat bertentengan dengan sikap dan ideologi partai mereka.

Sebelum datang ke kuil Nepal, sebelumnya Prachanda pernah mengunjungi Kuil Mahakaleshwar di Ujjain di negara bagian Madhya Pradesh, India.

Itu dilakukan selama kunjungannya ke India dari 31 Mei hingga 3 Juni lalu.

Prachanda yang seorang komunis itu untuk pertama kalinya melakukan puja yang rumit dan mempersembahkan 108 kilogram Rudraksha kepada dewa.