Tokoh fenomenal di masa lalu, Frank Serpico, mengibaratkan desakan kemarahan itu seperti bahan bakar yang telah lama terkumpul bahkan hingga beberapa dekade. Tragedi Floyd muncul, bagai percikan yang menyalakannya.
Bicara mengenai peran polisi yang semestinya menjadi pengayom masyarakat, Serpico mengatakan orang Amerika masih berjuang dengan masalah mendasar yang sama sampai hari ini. Dan kasus Floyd membuktikan bahwa departemen kepolisian tidak mampu menyelidiki diri mereka sendiri.
Sementara pengacara distrik biasanya berpaling ke arah lain, takut menyinggung serikat polisi yang kuat secara politik.
Frank Serpico sempat membuat geger Amerika di era 70-an karena aksinya yang menentang korupsi di tubuh kepolisian padahal ia sendiri adalah polisi berpakaian sipil yang bekerja di Brooklyn dan Bronx. Ia juga melaporkan kepada pejabat berwenang mengenai korupsi yang meluas dan sistemik lengkap dengan bukti-bukti yang kredibel sehingga ia harus menghadapi sikap ‘pemusuhan’ dari rekan-rekan sejawatnya. Kisah heroik ini kemudian diangkap ke layar lebar dengan pemeran utamanya Al Pacino.
“Satu manusia perlahan membunuh manusia lain yang tak berdaya. Itu benar-benar melampaui batas,†ujar Serpico tentang kematian Floyd. Ia sendiri mendukung gerakan menentang rasisme agar terus berlanjut.
Kekejaman aparat terkait rasisme sudah seharusnya dihentikan, menurutnya, sama halnya seperti korupsi yang ada di dalam tubuh kepolisian harus dihentikan.
“Kami memiliki virus corona yang masih berlangsung, epidemik ini belum tuntas. Banyak orang kehilangan pekerjaan, dan bisulnya pecah. Itu adalah badai yang sempurna. Saya merasa bahwa virus corona setara dengan korupsi polisi. Rasisme juga adalah virus. Kami memiliki virus ini di antara kami, dan kami tidak tahu siapa yang memilikinya. Korupsi polisi juga adalah virus,†tegas Serpico dalam wawancaranya bersama
FP, Jumat (12/6).
Di usianya yang telah senja, 84 tahun, pensiunan perwira polisi New York City Police Department Amerika, ini menghabiskan banyak waktunya di luar Albany, New York. Namun, ia dia tetap vocal menyuarakan kampanye aktivis yang mendorong reformasi kepolisian.