Sebelumnya, pada Jumat (6/12) lalu, seorang kadet asal Arab Saudi, Mohammed Alshamrani menembak mati tiga pelaut AS dan melukai delapan orang lainnya. Jaksa Agung William Barr mengatakan tindakan tersebut adalah aksi terorisme yang dimotivasi hal yang sama dengan kejadian 11 September 2001.
Menindaklanjuti kasus ini, Barr mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan lebih dalam. Pihak Kerajaan Arab Saudi juga memberikan dukungan penuh atas upaya AS. Pihak kerajaan Arab Saudi bahkan meminta semua kadet dari negaranya untuk bekerja sama.
Diwartakan
Reuters, jurubicara Pentagon, Kapten Angkatan Laut Brook DeWalt pada Senin (13/1) mengatakan, Menteri Pertahanan Mark Esper memiliki hasil pemeriksaan dan pihaknya akan merilis informasi tersebut dalam waktu dekat.
Kendati demikian, menurut seorang pejabat di Departemen Kehakiman, 12 kadet asal Arab Saudi yang ditugaskan di Pensacola dan 9 lainnya yang ditugaskan di pangkalan Angkatan Udara AS di Mississippi serta Oklahoma telah dipindahtugaskan.
"Semua kadet dikeluarkan dari AS dengan pesawat pemerintah Saudi pada Senin (13/1)," ujar pejabat tersebut.
Diketahui, dari 21 kadet yang dipulangkan, 17 di antaranya memiliki akun media sosial yang mengandung konten anti-Amerika. Di antaranya malah memiliki konten pornografi. Bahkan, salah seorang kadet diketahui memiliki lebih dari 100 gambar porno.
Akibat dari insiden ini, pihak militer AS dikritik karena dianggap kurang selektif dalam menerima kadet dari negara asing. AS dan Arab Saudi sendiri memang memiliki kerja sama pertukaran pelatihan militer.