Selama itu karakter Nicky terus mengalami evolusi. "(DaÂlam Jason Bourne) ia menjadi wanita yang sama sekali baru dan lebih dewasa. Dia tak lagi menjadi alat pemerintah dan memiliki ideologinya sendiri. Aku senang melihat dia menjaÂdi pemberontak dan bukan lagi seorang wanita yang penurut," jelas Julia Stiles.
Belasan tahun tampil di waralaba yang sama membuat Stiles dekat dengan Damon. Selama 14 tahun itu, penggeÂmar bisbol ini mengamati perÂtumbuhan karier rekannya.
"Dia aktor yang sukses dan mendapatkan Oscar sebelum muncul dalam
The Bourne Identity. Namun setelah film itu, orang mengenalnya seÂbagai superstar film aksi. Lalu keluarganya bertambah, pengawal pribadinya juga semakin banyak. Namun dia tetap orang yang rendah hati dan pekerja keras. Meskipun ada banyak orang di sekitarnya, bukan berarti dia sosok yang tak bisa dijangkau," nilai Stiles yang memperkuat film
Mona Lisa Smile (2003) dan
Silver Linings Playbook (2012).
Jason Bourne mengangkat isu-isu kontemporer seperti isu
privacy, politik luar negeri AS dan juga keterlibatan media soÂsial dalam pergerakan sosial dan revolusi. Agar bisa memahami isu-isu itu, Paul Greengrass, sutradara film-film Bourne yang dibintangi Matt kecuali
The Bourne Identity, mengirimi Stiles beberapa buku. Salah satunya, buku politik bertajuk
Why It's Kicking Off EveryÂwhere bikinan Paul Mason.
"Dia juga mengirimiku buku tentang kelompok peretas Topi Putih. Mereka peretas yang punya motif ideologi dan ingin melawan keserakahan," ujar Stiles yang memulai karier aktingnya dua dekade lalu leÂwat serial
TV Ghost Writer. "Aku sering bertukar pikiran dengan Paul soal politik, terutama saat kamera sudah tak menyala lagi. Saat pemutaran perdana Jason Bourne di Inggris beberapa waktu lalu, aku sebenarnya ingin berdisÂkusi soal Brexit dengan Paul. Namun ternyata kami sama-sama tak punya waktu untuk itu," imbuhnya. ***