Kita anak muda harus menÂcintai budaya kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi. Dan aku rasa kita punya banyak cara untuk memperkenalkannya. ConÂtohÂnya, dalam
style (penampiÂlan),†kaÂta Whulan.
Aku pengen kalau batik itu jadi gaya sehari-hari. Bukan cuma dipakai saat ke acara-acara yang sifatnya formal. Aku mau batik itu kayak jeans. Semua orang bisa seleluasa itu buat pakai dan ‘mencintai’ jeans. Sehari-hari bisa pakai, tanpa lihat acaranya seperti apa,†lanjut dara asal Pariaman ini.
Whulan menegaskan, kain batik sudah semakin memasuki maÂsa kehebatannya. Maka itu, saÂlah satu kontribusi dalam meÂlestarikan budaya lokal, Whulan semakin berharap banyak inoÂvasi-inovasi dari kain batik.
Batik jadi
easy going. Di tangan anak muda, bakal banyak kreaÂtivitas yang lebih buat bikin batik semakin dekat. Biar geÂnerasi muda juga cinta sama baÂtik,†jelas Whulan.
Sebagai bukti ikut melestarikan budaya lokal, dia mengoleksi beberapa kain tradisional secara utuh di rumahnya.
Ada batik, songket hingga tenun. Sebagian dari pemberian orang saat aku mengunjungi daerah-daerah di Indonesia,†sebutnya.
Namun, dari semua kain-kain tersebut, ia memiliki satu kain songket seukuran selendang yang berkesan baginya. Kain tersebut diberikan mahasiswa Indonesia di Rusia. Mereka bertemu saat Whulan mengikuti Miss Universe tahun lalu di Moskow, Rusia.
Saat aku tiba di kota tersebut tiba-tiba ada yang mengalungkan songket. Ia mengaku dari Maluku dan sedang menjalani studi di Rusia. Hingga hari ini kami berteman baik dan aku masih sering menggunakan selendang songket pemberiannya,†beber pemilik suara serak tapi seksi ini.
Yang lain. Whulan punya cara sendiri untuk menjaga kesehatan. Selain menjadi vegetarian, ia pantang jajan sembarangan.
Jadi cukup pemilih untuk masalah makanan. Makanya, aku biasanya bawa rantang isi makanan mama. Masakan dari rumah kan lebih sehat,†celetuknya. ***