Setelah itu, air mata Inul mengalir deras sebelum membuka curhatnya. Inul menceritakan, hal itu terjadi di Batam sebelum dirinya merintis karier menjadi artis dangdut di Jakarta. Soal kapan dan tahunnya, Inul tak mengungkapkan secara detil.
“Kejadiannya di Batam. Di salah satu tempat terpencil, saya dijanjiin manggung di 10 kota, 10 tempat dan 10 acara. Ternyata nyanyi cuma sekali selama sebulan saya ditaruh di kamar, nggak bisa ngapa-ngapain, cuma makan sama lontong sayur sama kerupuk kayak tahanan,†papar Inul.
Pemilik goyang ngebor ini kemudian dipaksa menemani tamu di diskotek. “Sebulan saya suruh nemenin tamu, tapi saya harus dibawa dulu naik speedboat,†kisahnya. Uya kembali mengorek, “Memang tempatnya kayak apa?â€
“Ya kayak di Dolly (Surabaya). Saat itu saya berdoa aja mudah-mudahan selamat, waktu itu saya dipaksa nemenin om-om, saya nggak mau, saya masih perawan!†kata Inul menirukan ucapannya sendiri di masa itu.
“Akhirnya om itu berantem sama anak buah pimpinannya itu. Tapi saya selamat meski saya akhirnya diseret-seret dan dibentak,†tambahnya lagi.
Lantas bagaimana Inul bisa selamat? “Saya sama teman saya melarikan diri awalnya pura-pura ke toilet. saya udah nekat kalau emang mati ya mati aja,†katanya.
Kemudian, pelantun
Buaya Buntung ini ditolong oleh istri dari pimpinan yang menyekapnya. “Saya cuma pengen pulang, saya nggak usah dibayar. Ibu tega ya, ibu kan perempuan, saya orang nggak punya, Bu’. Akhirnya saya dianterin,†katanya masih bercucuran air mata.
“Pas bebas saya ramai-ramai nginep di dek kapal karena nggak punya uang. Empat hari saya kelaparan dan kedinginan,†tuturnya. ***
BERITA TERKAIT: