“Salah satu yang jadi kebanggaan kan payudara. Jadi harus sehat. Makanya, aku mencoba untuk rutin memeriksa keadaan payudara setiap saat. Paling nggak ada langkah pendahuluan jika memang ada yang nggak beres,†ungkap Terry.
Sehari-hari, waktu wanita asal Banjarmasin tersita banyak untuk urusan syuting. Meski begitu, sebisa mungkin ia mengunjungi dokter untuk pemantauan berkala terhadap dada montoknya. Ditambah lagi, dia rutin mengÂhadiri seminar atau acara diskusi seputar payudara dan ancaman penyakitnya.
“Aku juga biasa cari informasi lewat acara seminar atau talkshow bertema payudara. Aku merasa itu penting buat kita para wanita yang ingin punya payudara yang sehat,†tutur pemain film
Jangan Menangis Sinar ini.
Lalu, bagian tubuh mana yang dianggap Terry kurang sempurna?
“Tinggi badan tidak sempurna, aku tidak tinggi,
very tiny. Aku memang kecil dan tinggi aku tuh cuma 155cm,†jawabnya polos.
Selain itu, Terry juga mengaku memiliki mata sayu yang tampak seperti orang sedang mengantuk. Bahkan lantaran kelopak matanya yang besar, hal yang dinilai menjadi kekuÂrangannya itu akan sangat jelas terlihat.
“Mata juga. Kalau mata aku mata ngantuk sebenarnya. Mata aku kelopaknya besar ya, kalau sudah capek dia akan kelihatan banget,†jelas Terry.
Namun dia tak lantas minder dengan semua itu. Bagi dia, yang terpenting postur tubuh yang proporsional dengan berat badannya.
“
Fine-fine saja ya. Kalau nambah tinggi lagi nggak mungkin apalagi usia aku sudah segini. Bagi aku yang penting proposional ke berat badan. Cuek saja sih, kadang pakai sendal teplek juga nggak apa-apa,†tandasnya. [Harian Rakyat Merdeka]