Dengan 12 lantai, Gedung Trans National Crime Center (TNCC) menjadi bangunan paling tinggi di kompleks Mabes Polri, di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Karena itu gedung ini dapat dikenali dengan mudah dari kejauhan. Di lantai 10 gedung itulah, Kompol Raden Brotoseno kini ditugaskan.
Tetapi…
“Saya tak mengenal Brotoseno. Kayaknya tidak ada yang namanya Brotoseno disini,†ujar seorang polisi di lantai lobby kepada Rakyat Merdeka Online yang berusaha mengintip ruang kerja baru Brotoseno di gedung itu (Kamis pagi, 29/12).
Dari suaranya, sang polisi terdengar benar-benar tidak tahu. Walau begitu, ia tetap mempersilakan Rakyat Merdeka Online mencari tahu ke bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Mabes Polri Biro Pembinaan Karier (Robinkar) di lantai 10.
***
Nama Brotoseno mendadak jadi pembicaraan setelah hubungan asmara dirinya dengan politisi Partai Demokrat Angelina Sondakh tercium publik beberapa waktu lalu.
Tadinya Brotoseno bertugas sebagai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari unsur Polri. Sementara Angelina Sondakh sedang terseret kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang.
(Mantan) Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, telah menjadi korban dalam kasus itu.
Selain dipecat dari unsur pimpinan Partai Demokrat, Nazaruddin juga harus melenggang keluar dari DPR RI. Sejak awal kasus ini, Nazaruddin merasa dirinya dijebak dan ditinggalkan kawan-kawannya. Itulah sebabnya, hingga belakangan ini Nazaruddin terlihat begitu ngotot membeberkan apa yang dia sebut sebagai bukti keterlibatan kawan-kawannya dalam kasus itu dan sejumlah kasus lain.
Kasus Wisma Atlet Jakabaring merebak bulan April 2001 setelah pada suatu malam KPK menangkap basah Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharram yang menerima tiga lembar cek senilai Rp 3,2 miliar dari PT Duta Graha Indah melalui tangan Mindo Rosalina Manulang. Kasus ini bergulir hingga akhirnya menyentuh nama Muhammad Nazaruddin.
Merasa terdesak, Muhammad Nazaruddin sempat melarikan diri ke Singapura sebelumnya akhirnya tertangkap bulan Agustus lalu di Cartagena, Colombia, Amerika Latin.
Dalam pelariannya, Nazaruddin berkali-kali mengatakan bahwa kasus pembangunan Wisma Atlet Jakabaring berawal pada Januari 2010, dalam sebuah pertemuan antara dirinya dengan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng bersama Ketua Komisi X DPR RI Mahyudin dan Angelina Sondakh yang merupakan anggota Komisi X.
Pada pertemuan itu, sebutnya, Andi Mallarangeng meminta DPR meloloskan anggaran sebesar Rp 2,3 triliun untuk pembangunan sarana SEA Games XXVI.
Sebulah setelah pertemuan di bulan Januari itu digelar pertemuan kedua. Kali ini selain N, Angelina, dan Wafid, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI juga dari Partai Demokrat Mirwan Amir, juga dikatakan hadir. Begitu juga seorang pengusaha yang kata Nazar adalah dirinya dan Anas. Nama pengusaha itu Mahfud.

Bukan hanya soal pembangunan Wisma Atlet Jakabaring, menurut Nazaruddin, pertemuan itu juga membahas fasilitas olahraga di Hambalang, Sentul, Jawa Barat senilai Rp 1,2 triliun, proyek alat bantu olahraga senilai Rp 75 miliar.
Masih menurut Nazaruddin, dalam pertemuan kedua disepakati bahwa secara teknis yang akan berurusan langsung adalah Wafid, Amir dan Angelina.
Sejak awal kasus ini dipegang oleh KPK dan kemudian dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Koruptor. Sejumlah nama yang terlibat telah dijatuhi hukuman. Wafid dijatuhi hukuman 3 tahun penjara, sementara Rosa dan Mohamad el Idris, pemilik PT DGI, selama 2,5 tahun.
Dalam masa-masa pemeriksaan di KPK itulah Angelina Sondakh bertemu dengan Kompol Raden Brotoseno.
Brotoseno mengaku mengenal Angelina sejak lima tahun lalu. Saat itu, Angelina belum lagi janda. Adapun Brotoseno saat itu juga belum duda. Ia masih hidup bahagia dengan istrinya yang bekerja sebagai seorang dokter bersama seorang anak mereka.
Menurut KPK Brotoseno tidak dilibatkan dalam penyidikan kasus yang melilit Angelina Sondakh. Namun demikian KPK tak mau ambil risiko. Agar tidak terjadi conflict of interest KPK memulangkan Brotoseno ke Mabes Polri.
Brotoseno sempat sempat nganggur alias tidak punya pekerjaan di Mabes Polri sampai Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengirimkan telegram bernomor ST 2433/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011 tentang pemindahan perwira menengah ber-NRP 78100670 itu ke bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Biro Pembinaan Karier (Robinkar) Mabes Polri.
***
Ruang Penugasan Khusus (Gassus) di lantai 10 tertutup rapat. Hampir tidak ada seorang pun yang berada di ruangan dingin itu, hanya seorang pria berbaju biru gelap yang sedang terlelap di depan computer di atas meja.
Di sebelah kanan pria yang sedang terlelap itu tiga petugas berbaju putih sedang membereskan berkas-berkas.
Menurut seorang polwan berseragam lengkap, setelah resmi ditugaskan ke bagian SDM Robinkar Mabes Polri, Brotoseno belum pernah memperlihatkan batang hidung.
“Memang dia pernah ke sini, sekali. Tapi waktu itu belum resmi dipindahtugaskan. Jadi, dia tidak disini sekarang,†ujarnya.
Apa yang disampaikan sang polwan senada dengan apa yang disampaikan beberapa polisi di bagian Info Pers di lantai 1. Mereka mengatakan bahwa walaupun surat resmi pemindahannya sudah keluar, namun Brotoseno masih dalam proses meninggalkan gedung KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
“Yang jelas tidak akan lama lagi. Tidak boleh lebih dari 14 hari (setelah surat tugas dikeluarkan),†ujar salah seorang polisi.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution, yang juga ditemua Rakyat Merdeka Online dalam kesempatan itu, mengulangi kembali apa yang telah disampaikan sebelumnya. “Saat ini Brotoseno ditugaskan di Sumber Daya Manusia (SDM sambil menunggu penugasan selanjutnya,†kata Saud Usman.
Dia juga mengatakan, Mabes Polri tidak akan mengurusi hubungan asmara Brotoseno dengan Angelina Sondakh.
“Itu hak setiap orang, ingin menjalin hubungan dengan siapapun,†demikian Saud Usman.
***
Maka begitulah. Brotoseno yang mendadak tersohor itu belum lagi menempati kantor barunya. Sementara sang kekasih, Angelina Sondakh, sedang bersusah payah menghadapi serangan beruntun Nazaruddin yang kesepian karena ditinggalkan teman-temannya. [guh]
< SEBELUMNYA
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: