Kemarin, pihak RS Fatmawati menjelaskan kronologis meninggalnya suami Angelina Sondakh itu. Dijelaskan Dr. Eddy Sunaryuniarto SpJp, Kepala Satuan Medis Fungsional Jantung RS Fatmawati, Adjie mempunyai penyakit jantung yang sudah menahun.
“Prosesnya berjalan bertahun-tahun. Faktor usia yang 40 tahun ke atas, seorang laki-laki, riwayat keluarga, sangat berpengaruh terhadap kesehatan jantung beliau. Berdasarkan pemeriksaan medis kami, pasien (Adjie) terkena sindrom koroner akut,†katanya saat ditemui di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, kemarin.
Menurut penilaiannya, kebiasaan Adjie bermain sepakbola hanya pemicu saja. Bahkan, orang yang sedang tidur pun bisa terkena serangan jantung.
“Kita nggak bisa memprediksi di awal. Kita hanya bisa mengevaluasi di akhir perawatan karena datanya sederhana. Faktor sejarah keluarga ada,†ujarnya.
Lebih lanjut ia mengemukakan, saat Adjie tiba di rumah sakit kondisinya sudah cukup parah. Adjie datang sambil memegang dadanya. Dokter kemudian memberinya obat. Beberapa menit kemudian, kondisinya sempat membaik.
Namun, karena penyumbatan di pembuluh darahnya sudah akut, nyawa manager tim nasional U-23 tetap tidak bisa tertolong. Beberapa menit kemudian Adjie meninggal dunia. “Pada dasarnya jantung itu otot, dia butuh oksigen. Kalau ada penyumbatan ini akan terganggu dan bisa menyebabkan kematian,†paparnya.
[RM]