Direktur Surat Utang Negara pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, mengatakan hal itu dalam pernyataannya pada Rabu (3/1).
"Kinerja APBN tahun 2023 yang solid dengan realisasi defisit sebesar 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan tingkat inflasi bulan Desember 2023 yang terjaga, menjadi katalis positif lelang SUN hari ini," paparnya, seperti dikutip dari laman Panin Sekuritas.
Total penawaran masuk (incoming bids) pada lelang SUN perdana tahun 2024, tercatat mencapai Rp39,80 triliun atau 1,59 kali dari target.
Ia mengatakan, selain kinerja APBN dan inflasi, faktor yang mendorong pencapaian tersebut, adalah stabilnya pasar keuangan global seiring dengan ekspektasi atas pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) yang akan dimulai pada kuartal I tahun ini.
Seri SUN tenor 5 dan 10 tahun menjadi seri yang paling diminati investor pada lelang SUN Rabu. Jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 46,78 persen dari total incoming bids dan 65,75 persen dari total awarded bids.
Ia juga menyebut minat investor asing pada lelang SUN cukup baik dengan jumlah incoming bids sebesar Rp7,37 triliun.
Mayoritas minat pada seri SUN tenor menengah panjang (5 dan 10 tahun) sebesar Rp4,6 triliun atau 62,9 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp2,94 triliun atau 13,5 persen dari total awarded bids.
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sepanjang 2023 menjadi katalis melonjaknya minat lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 3 Januari 2024. 
_2024:Ist.jpeg)
.jpg)
BERITA TERKAIT: