AP II (Persero) sudah memohon maaf pada para pengguna dan memberikan penjelasan terkait dengan Kereta Layang yang sempat mogok pada hari Minggu (7/1) jam 9.45. Kereta layang yang menghubungkan Stasiun Bandara Soetta dengan Terminal 1, 2 dan 3 itu diklaim mogok bukan lantaran ada kerusakan mesin, tapi karena teknologi deteksi mesin yang sangat canggih.
"Skytrain telah dibekali sistem proteksi jadi kalau terdeteksi mal fungsi di sistem operasi skytrain, maka sistem proteksi skytrain langsung bekerja, nah ini mesin skytrain langsung berÂhenti total," tutur Vice President of Corporate Communication PT. Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Dijelaskan, mogoknya skytrain akibat gangguan pada jaringan listrik. Begitu gangguan listrik itu terdeteksi, sistem perlindungan otomatis menghentikan laju kereta layang. Perbaikan jaringan listrik pun dilakukan dan tidak memakan waktu lama, yakni sekitar 60 menit. SkyTrain mulai beroperasi kembali sejak jam 11.15, pada hari yang sama.
"Standar Operasional ProseÂdur (SOP) sudah dilaksanakan dengan baik dan setelah melaÂlui pengecekan, SkyTrain bisa beroperasi kembali dengan norÂmal," terang Yado.
Saat terjadi gangguan, pihak petugas langsung mengarahkan penumpang ke terminal terdekat menggunakan
emergency walkÂway sesuai dengan prosedur dan langsung disiapkan Shuttle Bus untuk menggantikan sementara layanan Skytrain.
Menteri Perhuhungan Budi Karya Sumadi mengaku sudah bicara dengan Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaludin mengenai kejadian tersebut. "Saya marah-marah tadi ke Pak Awal," ujarnya seraya tertawa akhir pekan lalu.
Budi meminta agar perusaÂhaan menerapkan standar operaÂsi yang lebih baik. Perusahaan juga harus menempatkan orang-orang terbaik untuk menangani skytrain. "Karena skytrain itu showcase kami," ujarnya.
Bus Wajib StandbyPakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno menyarankan AP II memiliki kesiapan lebih baik untuk mengamankan perangkat teknis terutama mesin saat akan beroperasi.
"Skytrain masih tergolong baru, tapi sudah mogok ya mungkin ini teknis karena masih tahap uji coba, tapi mereka harus membiasakan untuk lebih baik dalam menyiapkannya," tutur Djoko kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Munculnya berbagai fasilitas baru seperti skytrain di Bandara Soetta sebagai kemajuan yang perlu diapresiasi. BertambahÂnya fasilitas merupakan upaya dari AP II dalam meningkatkan pelayanan. Namun hal itu mesti dibarengi juga dengan mutu dan kesiapan dari sumber daya maÂnusianya. "Kita harapkan jangan lagi terulang, yang bikin panik itu biasanya penumpang yang takut telat," katanya.
Dari pengalamannya mengÂgunakan skytrain dia mengaku memang sempat merasa kurang nyaman karena ada gangguan. Padahal momen tersebut awal dicobanya skytrain. Dalam masa uji coba kejadian teknis masih bisa dianggap wajar. "Mungkin masih belajar tuh. Kalau bisa dua transit kanan kiri itu bisa membantu sekali," katanya.
Dalam masa uji coba skytrain maka AP II dituntut untuk terus siaga. "Ketika ada masalah lagi nah itu bagaimana caranya agar masyarakat atau penumpang dibuat tenang tidak panik," katanya.
Kedepan jika skytrain sudah berjalan normal AP II diminta harus menyediakan bus yang standby. Hal ini sebagai langkah antisipatif jika suatu saat skytrain mogoknya lagi penumpang bisa langsung dievakuasi.
"Walaupun itu mesin sudah bekerja pihak pengelola harus mampu menghilangkan kepaniÂkan penumpang dan ada bus yang siaga, jadi kalau ada apa-apa nanti orang ada alternatif menggunakan bus. Apalagi sekaÂrang ini masih tahap uji coba ya harus ada bus biar penumpang tidak panik," imbuhnya.
Skytrain sebagai fasilitas banÂdara sudah seharusnya bisa memberikan kemudahan bagi penumpang yang ingin naik pesawat. Pasalnya ukuran BanÂdara Soetta yang sangat besar ini sangat memakan waktu jika ditempuh dengan berjalan kaki. "Skytrain itu berguna unÂtuk orang pindah terminal juga bisa memudahkan orang untuk naik kereta bandara," tuturnya.
Mogoknya skytrain lumayan bisa membuat panik karena penumpang khawatir telat untuk ke pesawat. Apalagi jika penumpang harus berada di terminal 3 dengan lokasi tunggu pesawat di tempat yang sangat jauh. "Nah gimana itu kalau skytrain mogok terus penumpang dapatÂnya di terminal 3 di nomor 28 itu ujung kan pasti bikin panik," katanya.
Skytrain mulai beroperasi pada 26 Desember 2017. Tiap harinya melalukan angkutan mulai pukul 04.27 -00.17 WIB. Sedangkan jeda waktu sekitar empat jam antara pukul 00:17 sampai 04:27 dialokasikan untuk perawatan harian dan istirahat.selama 20 jam. Hal tersebut guna menyesuaikan dengan jadwal kedatangan Kereta Api Bandara Soetta yang juga sudah beroperasi. ***
BERITA TERKAIT: