Berita

Ilustrasi (Artificial Inteligence)

Bisnis

Laporan CEBR: Inggris Terancam Kalah Sejahtera dari Malta

SABTU, 27 DESEMBER 2025 | 13:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah laporan dari Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Centre for Economics and Business Research/CEBR) memperingatkan bahwa kondisi ekonomi warga Inggris berpotensi semakin memburuk. Hal ini dipicu oleh kombinasi inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi yang lemah, serta beban utang negara yang besar.

Dalam laporan tahunan World Economic League Table, CEBR memproyeksikan peringkat Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Inggris akan turun dari posisi ke-19 menjadi ke-22 pada 2030. Inggris diperkirakan akan tersalip oleh Hong Kong, Finlandia, dan Uni Emirat Arab. Bahkan, pada 2035, standar hidup Inggris diprediksi tertinggal dari Malta, yang merupakan salah satu bekas koloninya.

CEBR memperkirakan PDB per kapita Inggris pada tahun depan mencapai sekitar 58.775 dolar AS. Namun, pertumbuhan ekonomi negara tersebut diprediksi menjadi yang terlemah kedua di antara negara-negara G7, hanya lebih baik dibandingkan Jepang.


“Inggris menghadapi tiga tantangan besar, yakni inflasi tinggi, utang yang besar, dan pertumbuhan ekonomi yang rendah,” ujar ekonom CEBR, Pushpin Singh, dikutip dari RT, Sabtu, 27 Desember 2025.

Ia menilai daya saing Inggris terus terkikis karena negara-negara lain menawarkan tarif pajak yang lebih rendah serta regulasi yang lebih ramah bagi dunia usaha.

Laporan tersebut juga mencatat meningkatnya beban pajak masyarakat, terutama akibat upaya pemerintah memperkuat anggaran pertahanan. Sementara itu, langkah pengetatan belanja negara dinilai belum berjalan efektif.

Tahun 2025 menjadi tahun penuh pertama pemerintahan Partai Buruh. Meski terpilih dengan janji mendorong pertumbuhan ekonomi, laporan menilai hasilnya masih terbatas. Pertumbuhan ekonomi Inggris diperkirakan hanya sekitar 1,4 persen pada 2025 dan rata-rata 1,5 persen per tahun dalam beberapa tahun ke depan.

Data resmi turut menunjukkan bahwa pendapatan riil rumah tangga Inggris masih berada di bawah level sebelum pandemi Covid-19, menandakan krisis biaya hidup belum sepenuhnya berakhir.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya