Berita

Ilustrasi (Artificial Inteligence)

Dunia

Rusia Menentang Sanksi Barat, Kirim LNG ke China Secara Terbuka

SABTU, 13 DESEMBER 2025 | 14:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia kini semakin terang-terangan mengekspor gas alam cair (LNG) ke China, meski produk dan kapal pengangkutnya dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).

Laporan AFP yang dikutip redaksi pada Sabtu 13 Desember 2025, menyebutkan bahwa pada pekan lalu kapal tanker LNG Valera tiba di terminal Beihai, China selatan, membawa sekitar 160.000 ton LNG dari pabrik Portovaya milik Gazprom di Laut Baltik. Ini menjadi pengiriman pertama dari fasilitas tersebut ke luar negeri sejak dijatuhi sanksi pada Januari 2025.

Kedatangan Valera terkonfirmasi lewat data pelacakan kapal dan citra satelit. Berbeda dengan praktik sebelumnya, kapal ini tidak menyembunyikan pergerakannya dan tetap menyalakan sistem pelacak otomatis (AIS) hampir sepanjang pelayaran. Hal ini menandai perubahan besar dalam strategi Rusia dan sikap China, yang sebelumnya hanya menerima LNG Rusia yang tidak terkena sanksi.


Di balik langkah ini, hubungan energi Rusia-China kian menguat. Sejak Agustus hingga awal Desember 2025, setidaknya 18 kargo LNG dari proyek Arctic LNG -- yang juga dikenai sanksi -- telah dikirim ke terminal Beihai. Totalnya lebih dari satu juta ton LNG berhasil masuk ke China, diangkut oleh kapal-kapal yang sebagian besar masuk daftar sanksi Barat.

Pengamat menilai perubahan situasi global ikut berperan. Anne-Sophie Corbeau, peneliti Pusat Kebijakan Energi Global Universitas Columbia, menjelaskan, “Dengan pemerintahan AS yang baru dan sinyal tekanan yang melemah, Rusia dan China pada dasarnya berkata: ‘Kami akan mencobanya.’” Sikap Washington yang dinilai lebih lunak membuat Beijing semakin berani menerima LNG bersanksi.

Kini, kapal-kapal yang dulu beroperasi sebagai “armada gelap” dengan memalsukan data lokasi justru berlayar terbuka. “Mereka telah kembali dari kegelapan. Mereka tidak lagi takut sanksi, karena cepat atau lambat dunia juga akan mengetahui pergerakan mereka," kata Kjell Eikland, direktur Eikland Energy 

Bagi China, LNG Rusia sangat menarik karena harganya jauh lebih murah, bahkan diskon disebut bisa mencapai 40 persen. Selain keuntungan ekonomi, langkah ini juga mengirim pesan politik ke Barat. "China ingin menunjukkan bahwa mereka tetap bisa bermitra dengan Rusia meski ada sanksi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada LNG Amerika Serikat," kata jurnalis energi, Malte Humpert.

Sementara bagi Rusia, keuntungan finansial bukan satu-satunya tujuan. Diskon besar dan biaya logistik yang rumit membuat margin tipis, tetapi ekspor ini penting secara simbolis dan geopolitik. 
Dengan Eropa berencana menghentikan impor LNG Rusia mulai 2027, China menjadi pasar kunci agar proyek-proyek LNG Rusia tetap berjalan dan jalur energi strategis di kawasan Arktik tetap hidup.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya