Berita

KH Muhammad Cholil Nafas. (Foto: RMOL/Jamaludin Akmal)

Politik

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

SABTU, 13 DESEMBER 2025 | 23:49 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Api konflik di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akhirnya dibuka ke publik. Rais Syuriyah PBNU, KH Muhammad Cholil Nafas, blak-blakan menyebut indikasi penetrasi zionis sebagai pemicu utama kegaduhan internal organisasi.

"Sejak awal konsen Pengurus Besar, khususnya Syuriyah PBNU, yang pertama itu indikasi adanya penetrasi zionis di PBNU. Ini yang paling utama," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Sabtu, 13 Desember 2025.

Isu zionis, sebut Kiai Cholil, bukan perkara sepele sebab berpotensi merusak kredibilitas sekaligus nama besar PBNU di mata nahdliyin dan publik luas. Masalah kian sensitif lantaran mencuat di tengah tragedi kemanusiaan dan genosida yang terus berlangsung di Palestina.


"Di tengah genosida, perhatian warga NU sangat besar. Ketika pimpinan NU justru mengundang pihak yang berafiliasi dengan zionis, ini jelas menjadi persoalan serius," tegasnya.

Kiai Cholil mengungkapkan, Rais Aam PBNU sejatinya sudah memberi peringatan sejak awal. PBNU diminta lebih bijak dalam menentukan pihak-pihak yang diundang ke forum-forum resmi organisasi.

"Rais Aam sudah mewanti-wanti agar PBNU juga mengundang tokoh-tokoh Islam kontemporer atau Islam moderat dari Timur Tengah. Tapi tidak dilakukan," ujarnya.

Tak hanya soal zionisme, Syuriyah PBNU juga menyoroti persoalan tata kelola organisasi dan keuangan. Salah satunya terkait sejumlah cabang NU yang seharusnya sudah memperoleh legalitas namun hingga kini tak kunjung terealisasi.

"Itu poin-poin pokoknya. Konsen Syuriyah adalah tata kelola organisasi dan tata kelola keuangan," kata kiai Cholil.

Terkait isu tambang yang belakangan ikut menyeruak, menurut Kiai Cholil, bukan persoalan utama. Ia menyebut isu tersebut hanya berkembang sebagai persepsi di luar dan tidak menjadi bagian dari keputusan organisasi.

"Soal tambang itu hanya bunga-bunga di luar saja. Bukan persoalan pokok dalam pembahasan," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya