Ilustrasi. (Foto: SPPG Cijayanti Bogor)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menunjukkan dampak ekonomi yang kuat di tingkat desa. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Peternakan, Cecep Muhammad Wahyudin, menegaskan bahwa keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah membuka pasar besar dan pasti bagi pelaku usaha lokal, mulai dari petani, peternak, hingga UMKM.
Menurut Cecep, setiap SPPG yang melayani sekitar 4.000 penerima manfaat per hari menggerakkan belanja bahan baku hingga Rp36 juta. Besarnya kebutuhan ini menciptakan captive market yang tidak mungkin dipenuhi dari kota, sehingga pemasok lokal menjadi prioritas.
"Dari sebaran SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di seluruh Indonesia yang hingga ke tingkat pedesaan, MBG itu menggerakkan ekonomi desa dengan luar biasa," ujar Cecep dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Sabtu 12 Desember 2025.
Berdasarkan simulasi perhitungan, Cecep menyebutkan bahwa satu SPPG yang melayani rata-rata 4.000 orang per hari, dengan estimasi belanja per porsi Rp9.000, memiliki perputaran uang belanja harian baku sekitar Rp36 juta per hari.
Sektor pertanian menjadi yang paling merasakan lonjakan permintaan, sementara di peternakan kebutuhan telur dan ayam membuka peluang bagi peternak rakyat untuk bangkit kembali.
Kadin bersama kementerian terkait juga tengah mengembangkan Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat produksi ayam petelur dan pedaging, peluang yang dapat diambil UMKM dan generasi muda.
“Ini mungkin kesempatan yang bisa diambil tidak hanya oleh Kopdes Merah Putih tapi juga oleh UMKM, atau mungkin generasi muda yang tertarik di industri ini,” tambah Cecep.
Dampak sosialnya pun signifikan. Banyak SPPG merekrut relawan dari warga sekitar tanpa syarat pendidikan, memberikan sumber pendapatan baru bagi ibu-ibu dan anak muda desa.
Contohnya terlihat di SPPG Cibuntu, Tasikmalaya. Mitra pengelolanya, Tino Rirantino, menyebut bahwa 85% kebutuhan bahan baku kini dipenuhi oleh petani dan pedagang lokal. Kehadiran SPPG bahkan mendorong petani mulai menanam komoditas baru—seperti buah-buahan—karena ada jaminan pasar.
Selain menggerakkan ekonomi desa, SPPG Cibuntu juga aktif menjalankan program sosial seperti membantu fasilitas sekolah bagi anak yatim. Menurut Tino, manfaat MBG kini menjelma menjadi denyut ekonomi dan sosial yang nyata bagi masyarakat sekitar.