Berita

PM Bulgaria Rosen Zhelyazkov. (Foto: Reuters/Stoyan Nenov)

Publika

Gen Z Lengserkan PM Bulgaria

SABTU, 13 DESEMBER 2025 | 05:42 WIB

KITA tinggalkan sebentar persoalan negeri ini, sebentar saja. Kita terbang ke negara Eropa, Bulgaria. Di negeri ini Gen Z sukses melengserkan Perdana Menteri Rosen Zhelyazkov.

Jangan pernah remehkan Gen Z. Serius. Generasi yang sering dibilang manja, fragile, dan kerjaannya cuma main handphone ini ternyata punya tenaga sosial selevel gempa megathrust. 

Mereka bisa terlihat tenang seperti laguna di pagi hari, tapi begitu ketidakadilan lewat sedikit saja, mereka langsung berubah jadi topan super yang bikin negara goyah.


Di Bulgaria, badai itu meledak dengan keindahan kacau yang dramatis.

Kamis 11 Desember 2025. Hari ketika Perdana Menteri Rosen Zhelyazkov berdiri di Parlemen, wajahnya seperti mercusuar tua yang sadar lampunya tak lagi mampu menembus ombak. 

Di luar, gelombang demonstrasi Gen Z sudah mengaum seperti tsunami yang baru diberitahu, garis pantai itu korup. 

Akhirnya, dengan suara yang lebih berat dari barbel politik bertahun-tahun, ia mengumumkan pengunduran diri. Pemerintahan Bulgaria runtuh seketika. Patah seperti tebing rapuh yang dihantam ombak generasi yang kalau marah bisa bikin trending satu Eropa.

Ini bukan sekadar lengser. Ini kemenangan politik pertama Gen Z di Eropa. Kemenangan yang bergaung ke Bangladesh, Nepal, Kenya, Madagaskar -- daerah-daerah yang sudah lebih dulu merasakan dentuman anak muda yang bergerak seperti rangkaian letusan gunung berapi yang saling menyahut.

Akar masalahnya klasik. Korupsi yang sudah mengakar begitu dalam. Balkan tumbuh dari uang negara. Transparency International sudah bertahun-tahun menobatkan Bulgaria sebagai salah satu negara paling korup di Uni Eropa. 

Namun para elite politik di sana tampaknya menganggap reputasi itu seperti piagam keanggotaan klub eksklusif. Kegagalan menjatuhkan vonis korupsi tingkat tinggi selama bertahun-tahun membuat publik muak. Tapi Gen Z? Bukan sekadar muak, mereka meletup.

Puncaknya, Rabu malam, 10 Desember 2025. Sofia berubah jadi samudera badai. Puluhan ribu Gen Z turun ke jalan, poster berkibaran seperti sirene peringatan bencana alam. 

“Gen Z Akan Datang” dan “Gen Z vs Korupsi”.

semua dimobilisasi oleh TikTok. Ya, TikTok. Aplikasi yang lebih sering dipakai untuk tarian tidak penting, kini jadi pusat komando revolusi.

Zhelyazkov, dalam detik penuh tekanan itu, akhirnya tunduk. Ia mengutip Vox populi, vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan. Di telinga Gen Z, terjemahannya sederhana, “Oke guys, gue cabut. GGWP.”

Mundurnya PM itu juga menandai bubarnya kabinet pro-Uni Eropa yang baru bekerja sejak Januari. Umur pemerintahan lebih pendek mirip percintaan seleb TikTok. 

Semua ini terjadi hanya beberapa minggu sebelum Bulgaria resmi pakai Euro pada 1 Januari. Negara ini sedang dalam fase ganti uang sambil ganti pemerintahan, kombinasi badai tropis dan gempa tektonik.

Belum selesai. Dalam empat tahun terakhir, Bulgaria sudah tujuh kali adakan pemilu. Negara ini seperti hidup di atas patahan aktif yang gemar goyang kecil setiap beberapa bulan. 

Sekarang, dengan lengsernya Zhelyazkov, getaran itu makin menjadi. Presiden Rumen Radev, tokoh paling populer, diprediksi bakal memanfaatkan kesempatan dan mungkin membentuk partai baru. Semacam “Partai Anti Gempa Politik Eropa Timur.”

Di tengah kekacauan itu, satu hal pasti, Gen Z bukan cuma generasi meme dan skincare. Mereka badai sosial, letusan moral, tsunami kesadaran publik. Ketika mereka bergerak, negara bisa tumbang. Ketika mereka marah, pemerintah bisa lenyap.

Di akhir kisah epik ini, kita hanya bisa menghela napas sambil melihat ke tanah air tercinta, tempat di mana korupsi tak memicu badai, tak memanggil tsunami, tak menghadirkan gempa. 

Di sini, korupsi sudah jadi budaya, jadi local wisdom, jadi bumbu penyedap kehidupan sehari-hari. Adem ayem. Damai sentosa. 

Semua bahagia, semua tertawa, semua membiarkan gempa moral lewat begitu saja tanpa menggoyang apa pun.

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya