Berita

Ilustrasi (RMOL/Reni Erina)

Dunia

Akuisisi Warner Bros oleh Netflix Berpotensi Melahirkan Monopoli

SABTU, 06 DESEMBER 2025 | 13:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kesepakatan besar senilai 72 miliar Dolar AS antara Netflix dan Warner Bros Discovery mendapat penolakan dari sejumlah politisi Amerika Serikat (AS), karena dianggap berpotensi melahirkan monopoli.

Sementara Netflix mengatakan langkah ini akan membuka lapangan kerja baru dan memberi 300 juta pelanggannya lebih banyak pilihan konten, banyak anggota Kongres dari Partai Republik dan Demokrat justru melihatnya sebagai ancaman persaingan usaha.

Senator Elizabeth Warren menyebut akuisisi ini bisa menciptakan dominasi pasar yang terlalu besar.


“Kesepakatan ini akan menciptakan satu raksasa media besar yang menguasai hampir separuh pasar streaming -- memaksa warga Amerika membayar lebih mahal dengan pilihan yang lebih sedikit,” kata Warren, dikutip dari Reuters, Sabtu 6 Desember 2025.

Ia dan anggota Kongres lain, termasuk Pramila Jayapal, menyebut merger tersebut sebagai “mimpi buruk” bagi persaingan usaha dan pekerja kreatif.

Dari kubu Republik, Senator Mike Lee juga menilai akuisisi ini harus membuat penegak hukum anti monopoli waspada. Menurutnya, dominasi Netflix akan mengakhiri “masa keemasan streaming” karena persaingan akan berkurang drastis.

Meskipun Netflix memenangkan proses penawaran, secara politik posisi mereka dianggap lebih lemah dibanding Paramount Skydance, yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Donald Trump. Paramount bahkan disebut sedang mempertimbangkan tawaran alternatif langsung kepada pemegang saham Warner Bros.

Anggota Kongres dari Partai Republik memperingatkan bahwa jika Netflix mengambil alih HBO Max dan studio Warner Bros, pilihan konsumen akan berkurang dan Netflix bisa menguasai pangsa pasar streaming terlalu besar.

Dengan ukuran akuisisi yang sangat besar dan potensi hilangnya pesaing utama seperti HBO Max (yang memiliki 128 juta pelanggan), Departemen Kehakiman AS hampir dipastikan melakukan pemeriksaan antimonopoli yang mendalam.

Netflix tetap optimistis. Co-CEO Ted Sarandos menegaskan, bahwa kesepakatan ini akan menguntungkan konsumen, pekerja, pencipta, akan melahirkan pertumbuhan di dunia hiburan.

Di sisi lain, regulator di Uni Eropa juga diperkirakan akan melakukan pemeriksaan ketat karena penggabungan ini dapat mempengaruhi pangsa pasar di wilayah tersebut.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya