Berita

Presiden Venezuela Nicolas Maduro (Foto: Reuters)

Dunia

Maduro Kehilangan Dua Sekutu Regional dalam Seminggu

SELASA, 02 DESEMBER 2025 | 15:51 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Presiden Venezuela Nicolás Maduro menghadapi pekan sulit setelah kehilangan dua sekutu regional yakni Honduras serta St. Vincent and the Grenadines pada pemilu terbaru. 

Kondisi ini membuat Caracas semakin terisolasi di tengah meningkatnya tekanan Amerika Serikat di Karibia. 

“Ini adalah tanda jelas bahwa peta politik kawasan bergerak menjauh dari Chavismo,” ujar seorang analis Amerika Latin kepada media lokal, seperti dimuat CNN World, Selasa, 2 Desember 2025.


Di Honduras, kandidat Rixi Moncada, orang dekat Presiden Xiomara Castro, terpuruk di posisi ketiga berdasarkan hasil sementara. 

Dua kandidat kanan, Salvador Nasralla dan Nasry Asfura, kini memimpin dan keduanya telah berjanji akan mengambil jarak dari pemerintahan Maduro. 

Sementara itu, di St. Vincent and the Grenadines, loyalis Maduro, Ralph Gonsalves, tumbang setelah hampir 25 tahun berkuasa. Posisi perdana menteri kini beralih kepada politisi tengah-kanan, Godwin Friday.

Perubahan politik ini semakin menegaskan merosotnya dukungan bagi Chavismo di Amerika Latin. 

Negara-negara berhaluan kiri seperti Brasil, Meksiko, Chile, dan Kolombia pun telah membatasi hubungan dengan Caracas, terutama setelah pemilu Venezuela 2024 yang dipandang tidak transparan. 

Presiden Kolombia Gustavo Petro sempat mengatakan bahwa masalah utama Maduro adalah kurangnya demokrasi dan dialog, meski ia menilai tuduhan keterlibatan narkotika tidak terbukti.

Di tengah perubahan lanskap regional, sekutu Venezuela tinggal dua: Kuba dan Nikaragua. Namun keduanya dinilai tak memberi banyak manfaat strategis. 

Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodríguez, menyatakan bahwa negaranya sepenuhnya mendukung Venezuela, tetapi enggan menjawab apakah Havana akan bereaksi terhadap serangan AS. 

Nikaragua di bawah Daniel Ortega pun belum menawarkan bantuan konkret, meski mengecam pengerahan militer AS di Karibia.

Sementara AS di bawah Presiden Donald Trump memperkuat tekanan melalui operasi militer Operation Southern Spear dan Maduro memilih kembali ke retorika ketahanan. 

“Ini ancaman, blokade, dan perang ekonomi, tetapi rakyat Venezuela tidak gentar,” kata Maduro dalam sebuah acara pada Minggu, 30 November 2025.

Dengan situasi yang memanas dan sekutu yang semakin berkurang, masa depan Venezuela di tengah dinamika geopolitik kawasan masih sulit diprediksi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya