Panglima Militer Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir memegang mikrofon/Net
Hubungan India dan Pakistan kembali memanas setelah New Delhi mengecam pernyataan yang dilontarkan Panglima Militer Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir, terkait ancaman penggunaan senjata nuklir di Asia Selatan.
Munir dilaporkan telah menyampaikan kalimat profokatif saat jamuan makan malam di Florida, Amerika Serikat akhir pekan lalu yang dihadiri lebih dari 100 orang.
"Kami adalah negara nuklir. Jika kami berpikir kami akan jatuh, kami akan membawa separuh dunia bersama kami," bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Reuters pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Meski demikian, versi pidato yang dibagikan pejabat keamanan Pakistan tidak memuat frasa negara nuklir.
“Pakistan adalah negara senjata nuklir yang bertanggung jawab dengan struktur komando dan kendali yang rumit di bawah kendali sipil penuh. Pakistan selalu menerapkan disiplin dan pengendalian diri saat menangani isu-isu penting seperti ini," isi rilis yang dibagikan Kementerian Pakistan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, menyebut pernyataan yang dilaporkan itu sebagai bukti Pakistan tidak bertanggung jawab.
“Kekerasan nuklir adalah andalan Pakistan. Masyarakat internasional dapat menarik kesimpulannya sendiri tentang ketidakbertanggungjawaban yang melekat dalam pernyataan tersebut,” ujarnya.
Ia juga menilai waktu dan tempat penyampaian pernyataan tersebut sangat disayangkan.
“Sangat disayangkan bahwa pernyataan yang dilaporkan tersebut disampaikan saat berada di negara ketiga yang bersahabat,” tambahnya.
Dalam versi pidato yang diklaim resmi, Munir justru menuding India telah meningkatkan ketegangan di kawasan.
“Agresi (India) telah membawa kawasan ini ke ambang perang yang semakin meningkat, di mana konflik bilateral akibat salah perhitungan akan menjadi kesalahan besar,” kata Munir.
Ketegangan terbaru ini muncul setelah bentrokan paling mematikan dalam beberapa dekade pada Mei lalu, yang dipicu serangan terhadap turis di Kashmir India dan menewaskan 26 warga sipil.
India dan Pakistan, dua negara bersenjata nuklir, memang memiliki sejarah panjang konflik dan saling tuduh terkait eskalasi keamanan di kawasan.